Menikmati Kereta Romantis Sagano

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 18, 2022

Tulisan-tulisan sebelumnya terkait Kansai bisa dilihat di sini, ya:

Salah satu momen yang tidak bisa kulupakan saat di Arashiyama selain hutan bambu adalah kereta Sagano-nya. Betapa tidak, kereta ini digadang-gadang sebagai kereta romantis. Keindahan alam Arashiyama dari sudut pandang yang berbeda bisa kita lihat dengan menggunakan kereta ini. Saat musim semi, kita bisa melihat sakura. Sedangkan saat musim gugur, kita bisa menikmati momiji. Mungkin karena itulah disebut kereta romantis ya. Sayang banget, saat kami ke sana di dua musim yang berbeda (semi dan gugur), sakura dan momiji belum adaa. Mungkin karena masih di awal musim. Meski demikian, kami tetap bisa menikmati keindahannya yang sampai sekarang seolah masih "terasa".

Saat ke sini pertama kali di musim semi, kami hanya sebatas melihat-lihat saja. Enggak ikut naik kereta. Yups, saat itu kondisinya masih sangat raamaaii. Berhubung hari sudah lumayan sore ketika kami sampai, jadinya kami lebih memilih menjelajah Arashiyama dengan cara lain ketimbang antree cukup panjang dan lama hanya untuk naik kereta. Alih-alih mengoptimalkan waktu, yang ada malah kehabisan waktu. Begitulah pertimbanganku saat itu. 

Di kunjungan pertama awal musim semi 2020, aku hanya memfoto suami & anakku di depan stasiunnya.

Bukan karena gaya, tapi suhu udara di musim semi yang masih ada sisa-sisa musim dingin benar-benar membuat kami sebagai orang dari daerah tropis harus berpenampakan seperti ini kalau masih ingin "selamat" (enggak mati kedinginan 🤭😂🤣).

Bersyukur, ke tempat ini kali kedua, yang antre naik kereta berkurang drastis, bahkan awalnya sepiii bangett, sehingga kami (akhirnya) bisa ikut menikmati tanpa harus antre.
Kurang sepi apalagi, coba.

Meski demikian, aku sempat bergumam, "Jangan-jangan cuma kita aja. Wah, sedih juga," secara Nihon Jin nih mau pengunjungnya baanyaak atau hanya satu, tapi profesionalismenya samaa. Sungguh-sungguh to the max. Kalau babarblas enggak ada orang, entah kenapa hati kecilku merasa sediiihh bangett. Meskipun saat melihat kakak-kakak petugas, senyum mereka terlihat sangat sumringah seolah hidupnya tanpa masalah.
 
Tapi ternyata, aku salah. Beberapa saat menjelang keberangkatan, orang-orang mulai banyak (meski masih tak sebanyak musim semi). Alhamdulillah. Aku merasa lega. Padahal kenal juga enggak, tapi kenapa aku begini. Naluri sebagai manusia pastinya, ya. 😊
Alhamdulillah, menjelang keberangkatan, orang-orang berdatangan. Kami enggak jadi sebatang kara.

Untuk bisa menikmati Kereta Sagano, kita harus beli tiket @ 630 Yen untuk dewasa sedangkan Taka saat itu GRATIS. Entah ya kalau sekarang "peraturannya" bagaimana. Kami membeli tiket secara on the spot. 
Agar bisa menikmati Stasiun Saga Torokko lumayan maksimal, utamanya untuk foto-foto sih, suami sengaja memilih jadwal kereta yang rada jauh jaraknya dari waktu beli.
Dilihat saja ya, Nak. Alhamdulillah, bocah enggak merengek.

Sesuatu yang sangat mainstream di Negeri Sakura.

Disuapin ayah.

Bermain sama adek yang baru dikenal.

Momen menunggu tsb kami gunakan untuk menikmati stasiun. Taka bahkan sempat makan dan main. Alhamdulillah, di bagian pojok, ada spot kecil untuk bermain anak-anak. Aku tak lupa bersyukur *tsaah karena meskipun ada beragam mainan (terpampang nyata), Taka enggak minta untuk dibeliin. Dia sudah tahu, tak semua barang/benda yang kita lihat harus kita miliki juga, apalagi jika enggak perlu-perlu amat. Semoga ingat prinsip ini hingga dewasa ya, Nak. Jangan mudah tergoda dengan apa yang dimiliki orang lain karena tiap orang punya kebutuhan yang berbeda. 😊
Karena gagal foto kondisi di dalam kereta, ya sudah selfie saja, huehehe.
Enggak berapa lama menunggu, giliran kami tiba juga. Dan, heii, ternyata cukup ramaii. That's why, aku jadi sungkan kalau ingin foto-foto bagian dalam kereta yang hampir dipenuhi manusia. Pengunjung memang diizinkan foto pemandangan, tapi untuk foto "daleman" kereta uap ini yang sedang dalam kondisi full rasanya kok ya merasa berdosa, ya. Meski tidak dilarang, tapi semacam tidk disarankan juga karena jadi mengusik privasi orang lain. Ya sudahlah ya, kita nikmati saja. Anakku sudah duduk manis sementara suamiku siap-siap merekam pemandangan di sepanjang perjalanan. Oh iya, tak perlu khawatir enggak dapat kursi karena semuanya akan duduk sesuai nomor kursinya.

Sagano Romantic Train merupakan kereta uap yang dibangun tahun 1991 dengan nuansa klasik. Begitu informasi yang kami dapat dari pemandu wisatanya. Yes, di sepanjang jalan, kami ditemani dengan kakak petugas yang siap bercerita banyak hal tentang Sagano.

Masih menurut sumber yang sama, kereta ini melewati 4 stasiun yaitu Torokko Saga Arashiyama tempat kami naik, Torokko Arashiyama, Torokko Hozukyo, dan stasiun terakhir Torokko Kameoka. Sebenarnya, kita bisa naik dari mana saja dan turun di mana pun (di antara keempat stasiun tsb). Namun, demi mengoptimalkan perjalanan, kami memilih memulainya dari Stasiun Saga dan mengakhirinya di Stasiun Kameoka. Sengaja hanya membeli tiket one way saja (padahal bisa juga beli tiket bolak-balik) karena kami ingin lewat jalur yang berbeda dari Kameoka. 

Jarak antara stasiun pertama dan terakhir (keempat) sebenarnya tidaklah jauh, hanya sekitar 7 km-an saja atau setara dengan jarak dormitory kami kala itu Ichinoya ke Doho Park. Namun, karena kecepatan keretanya bisa dikatakan lambat agar pengunjung benar-benar bisa menikmati kondisi sekitar plus foto-foto, maka jarak tempuhnya jadi 30-an menit. Dalam kurun waktu tsb, kita bisa menikmati cantiknya alam di sepanjang Sungai Hozugawa. Menurutku pribadi, pemandangannya seperti akhir musim panas. Nuansa hijau masih mendominasi. Padahal katanya di pertengahan musim gugur, nuansa keindahannya lebih berasa. Meski demikian, mataku tetap merasa dimanjakan. Apalagi, melihat kondisi sungai yang super bersih tak ada sampah satu pun. Terawat banget, MasyaaAllah.
Masyaallah, bersihnya.

Taka terpesona.

Sampai di stasiun terakhir kereta Sagano, kami bersiap keluar stasiun sekadar menikmati sebentar keindahan kota kecil bernama Kameoka ini. Pastinya enggak lupa untuk berfoto-foto sebentar sebagai kenang-kenangan. Apalagi, Stasiun Torokko Kameoka enggak kalah menarik dari Stasiun Saga Arashiyama. Jadi, rasanya kok ya rugi kalau enggak mengabadikannya dalam kamera.
Lucu banget kan terbuat dari kayu.

Orang-orang bersiap untuk kembali ke stasiun I.

Bapak kondektur memberikan pengumuman bahwa kereta akan segera berangkat sesaat lagi.

Tempat beli tiketnya.

Foto dulu meskipun sambil gendong bocah yang ketiduran.

Keluar stasiun, kami disuguhi pemandangan seperti ini. 
Kalau gini jadi mirip Indonesia, ya.

Bersih banget, masyaallah.

Sebenarnya, kami masih ingin mengeksplorasi lebih jauh lagi kota kecil bernama Kameoka ini. Tapi apa data, waktu yang tersisa tidaklah banyak. Jadi ya sudah, kami langsung cuz ke stasiun JR dengan jalan kaki sembari menikmati kondisi sekitar. Alhamdulillah. Sampai jumpa lagi, Kereta Romantis Sagano. Semoga nanti bisa bertemu lagi.





  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)