Hari ke-95 di Jepang: Pengalaman Naik Shinkansen dari Tokyo ke Kyoto

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - April 04, 2020


Jika di postingan sebelumnya aku cerita kalau akhirnya memilih shinkansen, maka di postingan kali ini akan kujelaskan detail mengenai teknisnya.

Buatku dan Taka, ini adalah pengalaman pertama. Sedangkan kalau suami, ini adalah pengalaman kedua. Sebelumnya, ia sudah pernah merasakan naik kereta peluru saat ke Jepang untuk urusan kantor di 2011.

Moda transportasi di Jepang ini relatif mudah dipahami, termasuk bagi pendatang atau orang asing yang baru pertama kali ke sini sepertiku, seperti yang sering kusinggung di postingan-postingan sebelum ini, hehe. Itu sebabnya, saat pertama kali aku memesan dan menggunakan shinkansen, semua proses relatif lancar. 

Pertama banget yang harus dilakukan adalah pastikan kita mau ke mana dan dari mana. Semisal aku kemarin, dari Tsukuba ke Kyoto. 

Selanjutnya, mengenai lokasi keberangkatan shinkansen terdekat. Dari Tsukuba, yang terdekat adalah Stasiun Tokyo. Jadi, aku harus ke sana dulu. Barulah kemudian bisa naik shinkansen.

Berkikutnya, BELI tiket. Caranya juga cukup mudah. Kita bisa memilih salah satu di antara tiga pilihan yang ditawarkan.

1. Beli tiket melalui vending machine.

Kita bisa beli tiket shinkansen di vending machine stasiun keberangkatan. Enggak pakai ribet. Tinggal ikuti aja sesuai petunjuk apa yang tercatat di mesinnya. Yang penting jangan sampai panik dan bingung. Plus jangan lupaa... pilih bahasa Inggris sebagai panduan. Yaa, kecuali kita emang udah cas cis cus bahasa Jepang, sih. Hehehe.

2. Beli tiket melalui online

Cara berikutnya yang bisa kita pakai adalah beli tiket melalui website https://www.westjr.co.jp/global/en/ dengan asumsi tujuan kita daerah Jepang bagian barat (Osaka, Kyoto, atau Nagoya).

3. Beli tiket langsung di stasiun

Ini yang kami pilih kemarin. Alasannya sih karena sebulan yang lalu ada promo dengan syarat harus melakukan pembelian langsung dengan menyertakan paspor.

Proses pembelian tiketnya enggak memakan waktu lama. Petugasnya pun ramah.

Setelah mendapatkan tiket, kita bolehh langsung menuju ke pintu masuk. Biar enggak ketinggalan. 

Sebelum benar-benar naik shinkansen, kita bisa beli bekal unyuu kalau mau. Seperti aku kemarin, sebenarnya udah bawa bekal lengkap, tapi ayahnya bocah pengin beli bekal yang bentuknya disukai bocah. Yaweslah... sesekali. Wkwkwk.

Seperti ini "penampakan" bekalnya.


Jenis shinkansen dari Tokyo ke Kyoto ini ada tiga: Nozomi, Hikari, dan Kodama. Yang paling cepatt Nozomi, yang kami pilih kemarin saat berangkat. Alasannya klasik: biar cepat sampai tujuan.

Kami sengaja memilih tempat duduk yang nonreservasi. Toh suasana juga cukup sepi, jadi yakin banget bakal dapat tempat duduk tanpa harus sengaja booking nomor, dan emang benar.

Alhamdulillah, perjalanan lancarr. Aku bisa update status (ehh) tanpa harus buang-buang kuota karena ada wifi gratisan.


Bocah juga sangat menikmati. Suasana yang... sangat sepi membuatny lumayan bisa ke sana ke mari.

Dan enggak lama, sampailah kami di Stasiun Kyoto. Alhamdulillah.


Welcome to Kyoto. Let's start exploring! :)

  • Share:

You Might Also Like

20 comments

  1. Nggak sabar membaca hari demi hari perjalanan mbak sekeluarga di blog ini :)

    ReplyDelete
  2. Haruskah aku membaca 94 cerita sebelumnya demi liat ponakan onlenku :D :D

    ReplyDelete
  3. lucu banget tempat bekalnya, ya. berarti di dalam kereta boleh makan, dong

    ReplyDelete
  4. Duh fasilitasnya keren ih. Dalem kereta ada wifinya🤣
    Kl aku betah bgt meski perjalanan jauh bisa sambil nyicil kerjaan. Wkwk
    Lucu bgt tempat makanan yg dibeli di sana mbak, isinya juga keliatan yummy🤤

    ReplyDelete
  5. Shinkansen. Kereta cepat yg aku kenal namanya waktu belajar bahasa Jepang dlu. Duhhh... impian ke sana belum terwujud. Datangkan dgn cara yg cepat & penuh keajaiban, Yaa Robb. Aamiin 🥰

    ReplyDelete
  6. seru banget sih mba perjalanannya, jadi pengen ke sana buat daki ke gunung Fuji kalau aku mah hehehe, kayaknya bakal seru banget, artikelnya bermanfaat banget buat nanti kalau mau ke Jepang, auto bookmark deh sama aku

    ReplyDelete
  7. Keretanya nyaman banget ya Mbak...wah, penasaran mau kemana lagi nih Mbak. Someday pengen jalan ke Jepang nih.

    ReplyDelete
  8. Lucu amat bentonyaaa...
    Kalau saya dapat itu ya mau banget. Asli.

    ReplyDelete
  9. Iriiii... Pengeeen juga hihi. Apalagi pas lihat bekalnya yang dibeli. Kenapa ada yang selucu itu mbak..bikin mupeng. Lihat kereta pelurunya masya Allah nyaman banget.

    ReplyDelete
  10. Beneran fokus sama kotak makannya. Aku kira itu case pensil. Eh ternyata kotak makan 😅
    Disana passportnya uda makek electric otomatis gk ya kak. Apa tetap passportnya seperti biasa ya kak.

    ReplyDelete
  11. ih serunya...ini harapan bocah lanangku mbak, naik kereta shinkansen, karena dia fans beratnya kereta api. semoga ada rezekinya menaiki shinkansen di jepang sana. aamiin

    ReplyDelete
  12. Ayo Mbak eksplor terus pengalaman ya selama di Jepang, seru buat anak anak apalgi berasa kendaraan sendiri, Masih sepi ya akibat pandemik. Ditunggu cerita selanjutnya.

    ReplyDelete
  13. Lucu bekelnya ya.. Tetep sehat ya mba n klg. Tetep share cerita selama di Jepang 😊

    ReplyDelete
  14. Selalu senang membaca pengalaman mbak ini di Jepang. Semoga sehat selalu ya mbak bersama keluarga

    ReplyDelete
  15. Naik kereta peluru ya Shinkanse itu saking cepatnya kayak peluru saja ckck, kapan ya Indonesia punya Shinkansen juga. Btw Mbak Miyosi kayak pulang kampung aja dong ya ke Jepang, namanya aja udah kejepang-jepangan. Miyosi, Taka... hehe

    ReplyDelete
  16. Seharusnya bulan april ini aku dan keluarga naik shinkansen, tapi apa daya pandemic corona melanda, terpaksa diundur ke tahu depan hehehe

    ReplyDelete
  17. Mbak Miypo udah 95+ hari aja di Jepang. Udah lebih dari 3 bulan. Wah gak kerasa hehehe. TOKYO KYOTO, anagram, 2 kota, berbeda. Tapi aku blm pernah ke sana. Doakan aku moga bisa ke sana ya Mbak, hehe. Hm, Mbak Miyo dan klg baik2 selalu di Jepang ya. Apakah cerita selanjutnya penuh dg foto2 di Kyoto?

    ReplyDelete
  18. Wah, ini Kereta supercepat itu bukan, Mbak? Lihat bekalnya lucu banget, bentuknya kereta. Naik shinkasen, kok saya juga jadi pengen cobain, Mbak. Hehe

    ReplyDelete
  19. Kyoto dan nama lain yang disebutkan bikin aku bacanya berulang-ulang dan masih gak nyantol juga. Bahasa salah satu kelemahanku. Blog mbak ini bagus banget buat jadi panduan yang baru akan ke jepang. Banyak petunjuk dan ilmu barunya. Semoga ketemu jodoh sama pembacanya nih.

    ReplyDelete
  20. Masyaallah, luar biasa kak pengalamannya. Membaca ini ikut melecut semangat sehingga membumbung tinggi. Apalagi baca profilnya kakak. Sukses selalu, dan terus membagi semangat.

    ReplyDelete

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)