Episode Seminggu di Kansai: Menikmati Sore di Osaka

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 21, 2021

Setelah duduk manis di Shinkansen Nozomi dari Tokyo selama kurang lebih 2,5 - 3 jam, akhirnya kami sampai juga di Stasiun Shin-Osaka. Tujuan selanjutnya adalah penginapan (yang alhamdulillah banget saat itu dapat diskon gede-gedean). Namun untuk menuju ke sana, kami masih harus naik kereta Midosuji Line ke Stasiun Yodoyabashi. Enggak lama kok, hanya melewati tiga stasiun saja (Nishinakajima-Minamigata, Nakatsu, & Umeda) atau sekitar 10 menit. Untuk bayar, tidak perlu beli IC Card baru karena menggunakan PASMO pun bisa. Yang penting, saldonya ada. :D Perjalanan tentu saja belum berakhir karena kami masih harus jalan kaki sekitar 0,5 km untuk sampai tempat menginap. Alhamdulillah, Taka enggak rewel. Dia kerap bilang, "Bunda, ini adventure!" Kondisi sekitar yang supernyaman adalah jawaban kenapa jalan pun enggak berasa. Alasan lain tak bisa dimungkiri karena saat itu suhu udara sudah mulai sejuk, sudah masuk awal musim gugur. 
 
Bermodalkan GMaps serta penunjuk arah superjelass, kami cuz dari Stasiun Yodoyabashi ke penginapan. Dalam perjalanannya, tentu saja enggak sekadar jalan, melainkan juga menikmati setiap sisinya serta mengabadikannya. 
 

Suasana di Midosuji Line yang kala itu sepi membuatku bebas mengambil foto. Kalau ramai, aku sungkan. :D

 
Ini adalah kunjungan kedua kami ke daerah Kansai. Sebelumnya, kami pernah ke Kyoto di awal Maret. Namun kalau Osaka, ini memang baru pertama kalinya.

Salah satu petunjuk di Stasiun Umeda

Hari sebenarnya masih belum terlalu sore ketika kami sampai di Stasiun Umeda. Namun karena sudah mulai masuk musim gugur, suasananya jadi lebih sendu jika dibandingkan dengan musim panas. Hal tersebut tentu saja menguntungkan orang-orang seperti kami, yang jalan-jalan sembari bawa barang-barang. :D 
 
Tentu saja, kami tak menyia-nyiakan momen tersebut. Sembari jalan menuju penginapan, kami mampir ke beberapa tempat yang cukup ikonik.
 
Sebut saja, Osaka City Central Public Hall. Kami hanya berfoto di luarnya saja karena sudah tutup (efek pandemi jadi tutup lebih awal). Jalanan sekitarnya juga sedang direnovasi jadi harus hati-hati.

Sore yang sendu.


Lelah dan lapar, tapi harus kuat biar enggak rugi.


Masker dilepas hanya pada saat foto dan saat itu suasana sepii. Penting banget dijelasin. :)
 

Kemudian, The Museum of Oriental Ceramics. Sama dengan sebelumnya. Kami tidak masuk karena sudah tutup. 

 

Taka bukanlah anak yang suka difoto sebenarnya. Ini juga sempat tantrum. Pesan moral: jangan termakan foto yang terlihat baik-baik saja, tanyalah cerita di baliknya. LOL.

Kalau yang ini barulah dia mau difoto. Oh, pengin sendirian aja rupanya. :D


Lanjut ke Nakanoshima Rose Garden. 

Istirahat boleh, menyerah jangan.

Dan daerah di sekitarnya.

Membayangkan kalau....

Bersihh.

Sampahnya tertata rapi, enggak berceceran. :)
 
Menikmati sore di Osaka membuatku untuk kesekian kalinya membuktikan kalau kebersihan seolah sudah mendarah daging bagi masyarakat Jepang. Kebersihan seolah tidak hanya milik daerah tertentu saja, tapi semuaa. Di Kansai ini misalnya, kesan pertamaku sama: BERSIH. Salut, deh. Enak ya kalau yang sadar akan kebersihan enggak hanya segelintir orang saja. 
 
Puas ngiter dari pagi (mulai dari Tsukuba) hingga sore (sampai Osaka), apakah kemudian membuat kami otomatis leha-leha jaya di kamar hotel malam harinya? Tentu saja tidak. :)
 
Tunggu cerita malam hari di Osaka, ya.




 



 




  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)