Cash In & Cash Out

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 10, 2022

Sumber: Unsplash

Cash in dan cash out merupakan istilah lain dari pemasukan dan pengeluaran. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah familiar dengan istilah tersebut. Dalam cashflow management, pemasukan dan pengeluaran adalah unsur terpenting dan memegang posisi teratas. Secara ideal, kita tentu mengharapkan sebuah kondisi di mana pengeluaran lebih kecil daripada penerimaan, sehingga akan tercipta suatu keadaan yang disebut dengan cashflow  positif.

Namun pada kenyataannya, menciptakan kondisi cashflow positif tersebut bukanlah sebuah hal yang mudah, meski sebenarnya bisa dikatakan tidak sulit. Salah satu penyebabnya adalah karena sebagai manusia kita adalah makhluk yang sangat pandai dalam segala hal termasuk dalam membuat alasan atau mencari pembenaran. Benar tidak? Misalnya, saat kita masih berstatus pelajar atau mahasiswa dan ditanya oleh orang tua “Mengapa tidak menabung sebagian uang saku yang diterima?” maka biasanya kita akan menjawab kalau untuk kebutuhan sebagai pelajar dan mahasiswa sehari-hari saja sudah tidak cukup bagaimana mungkin bisa menabung. Mungkin kita juga akan menambahi jawaban kalau kita akan menabung setelah bekerja.

Saat sudah bekerja namun penghasilan juga pas-pasan, pertanyaan yang sama kita terima. Dan saat itu jawaban kita juga mungkin masih sama “Bagaimana mungkin bisa menabung dan menyisakan gaji, lha wong buat kehidupan sehari-hari saja sulit”. Kita pun mencari pekerjaan yang menjanjikan income atau penghasilan yang lebih besar dan alhamdulillah kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Kemudian? Lagi-lagi pertanyaan yang sama muncul karena kita mungkin juga melakukan hal yang sama. “Mengapa tetap tak bisa menyisakan penghasilan yang jumlahnya besar tersebut?” dan mungkin kita akan menjawab bahwa seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan kita pun semakin banyak, itu sebabnya kita tetap tak bisa menyisakan penghasilan kita, seberapapun banyaknya kita terima. Dan seterusnya. Tentu saja tak semua dari kita seperti itu karena contoh yang diambil hanyalah contoh yang sebagian besar dari kita banyak melakukannya.

Bila diibaratkan dengan sebuah kran, seperti pada gambar di atas, cash in dan cash out adalah kran air. Bila kran tersebut dibuka lebar, maka seluruh air akan tumpah dan kita akan basah. Namun, bila kran sama sekali tidak kita buka, maka kita akan kering dan kehausan. Yang paling bagus adalah membuka kran di waktu yang tepat serta dalam porsi yang secukupnya, tidak terlalu lebar juga tidak terlalu sempit. Sama halnya dengan penghasilan yang kita dapat, bila tidak kita pergunakan sama sekali maka kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Namun bila kita menggunakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, hal itu sama saja dengan kita membuang uang kertas berwarna merah di sepanjang jalan, padahal sebenarnya kita masih membutuhkan uang tersebut.

Nyatanya, tidak mudah mengatur keuangan pribadi. Mungkin banyak di antara kita yang selalu mengeluh tidak cukup, tidak cukup, dan tidak cukup atau merasa kurang, kurang, dan kurang terhadap penghasilan yang sudah kita dapat. Ehm… mari kita renungkan. Benarkah kita memang kekurangan? Apakah kita tidak bisa membeli pulsa? Apakah kita tidak makan? Apakah kita tidak bisa jalan-jalan? Apakah kita tidak memiliki apa-apa? Jawabannya lebih banyak “tidak” daripada “iya”. Ketika sebagian besar dari kita mengeluh penghasilannya kurang kurang dan kurang, nyatanya setiap hari kita makan di restoran mahal. Ketika sebagian besar dari kita mungkin mengeluhkan gaji yang pas-pas-an, nyatanya kita masih bisa ganti HP dengan struktur yang lebih canggih. Dan ketika sebagian besar di antara kita begitu susah menyisihkan penghasilan walau hanya sebesar Rp 100.000,00 saja, nyatanya kita mampu pergi ke spa dengan budget di atas Rp 100.000,00. Jadi?

(Tulisan di atas dari buku saya berjudul Cash Flow Management yang terbit 10 tahun yl)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)