Tegar

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 06, 2022

Tak ada obat yang bisa menyembuhkan "luka" akibat kehilangan orang yang dicintai untuk selama-lamanya. Yang ada hanyalah kita berusaha dengan sangat sadar untuk berdamai menerima kenyataan bahwa dunia memang hanya sementara. Itulah yang aku dengar dari obrolan dua orang "beda dunia" (artis & ustaz) di YouTube. Ceritanya, si artis sebagai pemilik podcast menjadikan ustadz yang namanya sudah sangat familiar itu sebagai narsumnya. Podcast episode tsb rupanya mendapat banyak respon positif. Alhamdulillah. 😊

Jujur, buatku pribadi, kata-kata ustadz tersebut sangat related. Kalau ditanya apa aku kangen bapakku? Yes. Apa aku kehilangan? Jelas. Tapi, cukup Allah saja yang tahu persis bagaimana. 😊

Bapakku lebih suka anaknya enggak menunjukkan sisi melow-nya di depan publik. Jujur, bapakku benci malah sikap tsb. Semacam, "Apaan, sih?" 😁 Toh semua orang juga pasti akan kehilangan bukan alias sudah sunatullah. Hanya saja, waktunya yang berbeda-beda. 

Bapakku lebih suka kalau anaknya produktif, melakukan hal-hal positif, ketimbang menyalahkan takdir atau bersikap seolah-olah diri sendiri paling malang karena kehilangan.

Bukan berarti tak punya empati, bukaan. Tapi, mungkin karena produk "kolonial" (sedangkan aku milenial), jadi ya gitu deh... meski hati selembut salju, tapi sikapnya tegas alias no cemen-cemen club.

That's why, aku enggak mau melakukan hal yang bapakku gak suka. 😊

Bapakku lebih suka jika aku terus melanjutkan hidup hingga nanti waktunya Allah "memanggil". Bapakku lebih suka kalau aku terus "bergerak". Begitulah. 

Kurasa, setiap orang punya kesedihan mendalamnya masing-masing. Jadi, semangat ya, kita! 😊🤗💕



  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)