Mengunjungi Kebun Raya Purwodadi

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - October 15, 2021


Sejak dulu, saya memang lebih menyukai berwisata di alam terbuka. Bagi saya, alam selalu bisa menawarkan kebebasan kepada para penikmatnya. Apalagi, jika ditunjang dengan kesadaran SEMUA pengunjung akan arti kebersihan sehingga tak ada istilah BUANG SAMPAH/MELUDAH SEMBARANGAN, maka aura cantiknya alam akan makin terpancar nyata membius siapa pun yang datang kepadanya. Enggak heran, kita biasanya jadi lebih segar setelahnya.

Saya jadi ingat, April atau sebulan setelah kembali ke tanah air, kami mengunjungi Kebun Raya Purwodadi, salah satu tempat wisata alam yang cukup terkenal di Jawa Timur. Rasanya, sayang kalau tidak dituliskan di sini. :)

Sebenarnya, sudah lama kami ingin mengunjungi kebun raya yang berjarak 30-an km dari Malang. Namun, terus saja tertunda karena berbagai alasan. Hingga kemudian, setelah kembali ke tanah air barulah rencana tersebut terealisasi. 

Kebun Raya Purwodadi ada di Jalan Raya Surabaya - Malang, nomor KM 65, Sembung Lor, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Kalau dari arah Batu/Malang, lokasinya di kanan jalan. Cukup mudah dijangkau. Waktu operasionalnya cukup lama, dari pukul 07.00 s.d. 16.00. Buka setiap hari meskipun tanggal merah. 

Suasana cukup hening dan sepi ketika kami sampai di sana saat itu. Enggak heran sih karena kami datang menjelang sore (atau karena masih efek pandemi, ya). Setelah membeli tiket yang enggak sampai Rp10.00,00/orang, kebun raya yang dibuka untuk umum tahun 1963 ini pun siap untuk dijelajahi. Horee.


Seperti halnya tempat wisata lain yang menerapkan berbagai macam protokol kesehatan di masa pandemi ini, pun Kebun Raya Purwodadi. Suasana yang sepiii, pengunjung hanya bisa dihitung dengan jari, juga membantu penerapan jarak fisik. Bukannya gimana, sebab salah satu petugas bilang kalau sebelum pandemi, tempat yang dikelola langsung oleh LIPI ini saaangaatt ramaii oleh pengunjung dalam kesehariannya. Semua berubah drastis sejak "serangan" Covid-19. 


Kami memulai perjalanan dengan menghampiri Taman Akuatik yang lokasinya tidak jauh dari pintu masuk. Selain Taman Akuatik yang berisi beragam tumbuhan air, ada juga Taman Obat, Taman Buah Lokal, Taman Mexico, dan Taman Bougenville. 

Jujur, kami senang berlama-lama di Taman Akuatik. Jadi ingat Doho Park saat musim panas soalnya, huehehe.

Kalau Taka, dia rupanya cukup penasaran dengan Taman Mexico. Yups, sesuai dengan namanya, rata-rata tumbuhan di taman ini adalah khas Meksiko yang tidak membutuhkan banyak air seperti kaktus, sansevieria, dan semacamnya.

Sayang sekali, aku menemukan beberapa coretan yang menodai keindahannya. Gemes banget rasanya. Kewajiban merawat kan bukan hanya tanggung jawab petugas, tapi juga pengunjung. 

Spot lain yang tak kalah menarik adalah Menara Pandang dan Rumah Kaca. Di sana, terdapat lebih banyak lagi koleksi tanaman yang sayang untuk dilewatkan. Jadi ingat zaman aku dan suami ikut Klub Biologi pas SMA. :D

Kalau malas jalan di kebun raya seluas 80-an hektar ini, pengunjung juga bisa menyewa gold car, shuttle bus, dan sepeda. Kalau kami saat itu sih lebih tertarik jalan kaki. Huehehe.


Taka begitu senang bisa jalan kaki dengan bebas tanpa harus bolak-balik diinterupsi bundanya, "Nak, awas ada mobil blablabla," lol. Jadi inget Tsukuba ya, Nak (yang juga bebas jalan kaki tanpa was-was). :)


Karena waktu sudah sangat sore dan sudah mau tutup plus sudah cukup puas mengeksplorasi (meskipun sedikit mengambil foto), kami pun pulang. Sampai jumpa lagi. Senang bisa mengunjungi Kebun Raya Purwodadi, tempat wisata yang tidak hanya menyajikan keindahan alam saja, tapi juga memberi edukasi. :)




  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)