Cantiknya Pantai Paal Marinsow Likupang

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - October 18, 2021

 


Beberapa minggu yang lalu, kami ke Pantai Paal yang berlokasi di Desa Marinsow (cantik nama desanya), Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara yang kalau dari Manado berjarak sekitar 50-an km. Tapi, rute kami saat itu bukan dari Manado, melainkan Likupang. Ya, beberapa hari sebelumnya, suami memang ada acara di tempat tersebut. Saat pulang, kami mampir sekalian ke pantai yang konon terkenal dengan pasir putih dan gradasi warnanya yang cantik ini.

Zuzur, sebenarnya, saya bukanlah anak pantai, melainkan gunung. Bukan masalah introvert/ekstrovert atau apalah-apalah labeling mengenai anak pantai versus gunung, bukaannn, melainkan lebih ke masalah "prinsip hidup" katakanlah begitu yang berbunyi lebih baik kedinginan daripada kepanasan lol (manja ya mbaknya). Tapiii, bukan berarti saya enggak menikmati atau enggak mau kalau diajak ke pantai. Yaa jelas maulah ya, siapa yang enggak mau ngebolang mensyukuri ciptaan Allah. That's why, saat suami ada acara di Likupang beberapa waktu yang lalu, yaweslah sekalian aja pulangnya mampir pantai. Karena pastinya jelas berbeda pantai di Manado yang notabene pusat kota dengan pantai di tempat yang lebih sepii. Di yang kedua, saya yakin kalau suasananya lebih hening sehingga suara deburan ombak pun lebih terdengar jelas. MasyaaAllah.


Secara umum, jalan menuju Pantai Paal sudah bagus dan mulus, sepi pulaa. Tapii biar pun begitu, kita sebaiknya tetap waspada.


Tantangan akan kondisi jalan yang kurang bersahabat karena masih dalam proses renovasi jadi masih banyak pasir dan kerikil barulah harus dihadapi setelah melewati tanda seperti gambar di atas. Pastikan bangett bahwa kondisi kendaraan kita baguss (tidak dalam keadaan harus segera di-service). Semoga saja pembangunannya segera selesai ya biar enggak bikin pengendara deg-deg-an. 

Untungnya, hanya sebentar kami melewati jalan berkerikil dan berpasir tadi karena setelahnya, lokasi incaran sudah terpampang nyata di depan mata. Setelah membayar iuran (atau kalau boleh saya bilang tiket masuk) sebesar Rp40.000,00 untuk kendaraan roda empat, kami langsung masih mencari tempat parkir.

Konon, Pantai Paal ini baru dibuka setelah sebelumnya ditutup sementara efek PPKM. Meski demikian, saat kami ke sana, suasananya masih biasa saja alias enggak ramai. Bisa jadi karena hari belum siang dan orang-orang masih ibadah di gereja. Berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya, kalau jalan-jalan hari Minggu di bawah pukul 12.00 kondisinya selalu sepii karena orang-orang masih ibadah. Barulah setelah siang, mereka berdatangan. Begitu sih selama ini. Rupanya, hal tersebut juga berlaku saat kami ke Pantai Paal.

"Mau duduk di sebelah mana? Di gubug atau tenda?" tanya seorang ibu saat melihat kami menuju pantai.

Dengan pertimbangan lebih dekat dengan bibir pantai, akhirnya kami memilih tenda dengan harga sewa Rp50.000,00.






"MasyaaAllah, enggak rugi banget deh Mas kita mblasak-mblasak sampai sini," kata saya pada suamii.

Bagaimana tidak, begitu melihat pantainya, kami disuguhi pemandangan yang memanjakan mata, lebih-lebih gradasi warna lautnya. Teriknya matahari malah membuat indahnya semakin memancar. Sebelum Covid-19, pantai ini dipadati wisatawan setiap harinya, begitu kata salah satu ibu penjual. Ya, semua memang berubah drastis karena pandemi. Ehm, sedih ya. Padahal, perekonomian masyarakat sekita sedikit banyak ya bergantung dari sini. Semoga saja kondisi makin membaik. Aamiin.

Cantiknya Pantai Paal tak hanya membuat saya terpesona, Taka pun. Dia bergegas bermain pasir... sendiri. Me time. :) Ya, alih-alih harusnya bermain air, Taka malah lebih memilih bermain pasir. 


Puas bermain pasir, Taka mengejar saya yang sedang duduk menepi di bibir pantai menikmati deburan ombak yang suaranya terdengar begitu merdu. Nyata terasa. Ingin rasanya berenang, tapii... enggak bawa peralatan yang memadai. Ya, karena niat awalnya kan memang enggak berlama-lama. Mana tahu akan jatuh cinta dan betah ngendon seperti ini. Alasan lain: karena udah bayar ya masa cuma sebentar. LOL.



Ketika hari sudah bertambah siang, ada ibu paruh baya yang berkeliling menawarkan minuman es degan + gula merah. Harganya Rp10.000,00 saja per gelas. Enakkk, panas-panas minum ginii. Huehehe.


Meski masih ingin berlama-lama, tapi kami harus segera pulang karena rute perjalanan yang berliku plus pengalaman berangkat ke Likupang malam hari kemarin membuat kami sepakat saat kembali ke Manado janganlah terlalu sore apalagi malam.


Sampai jumpa lagii Pantai Paal.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)