Survive

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - March 29, 2022

Kita semua hebat! Inilah yang aku percaya, aku yakini. Kita semua bisa beradaptasi karena kalau tidak bisa pastinya sudah lama punah. :)

Setiap orang diberi kemampuan oleh Allah untuk beradaptasi dengan cara & keunikan masing-masing. Ada yang dengan sisi lembutnya (kekuatannya ya kelembutannya itu), ada juga yang dengan sisi kuatnya. 

Si A, misalnya. Karena kelembutan & sisi sensitivitasnya yang tinggi yang notabene memang sudah dari "sononya" begitu, efeknya banyak orang jadi merasa nyaman ketika berinteraksi dengannya. Si A punya banyak teman. Setiap butuh sesuatu ada aja jalan/yang nolong. Bahkan, ketika berada di hutan sekalipun, Allah seolah "mengirimkan" manusia untuk menjadi temannya. Kalau boleh kita berkata, cara si A survive ya dengan sisi lembutnya itu. Kekuatannya ya kelembutannya. 

Lain A, lain B. Dia tegas dan keras juga kerap berkata tanpa basa-basi atau kalau kata orang tanpa disaring dulu. Tapi, memang tak ada maksud buruk. Seperti itulah adanya. Yang betah berinteraksi dengannya haruslah yang punya mental sekuat baja dan hati seluas samudera. Tapi, ya memang seperti itulah cara dia survive dan menjalani kerasnya hidup. Dengan sikapnya yang demikian, orang-orang jadi tak mudah mempermainkan. Maka kalau boleh dibilang, si B bertahan dengan ketegasan dan kerasnya diri. 

Menurutku, dalam contoh kasus di atas, baik si A maupun si B, keduanya sama-sama keren, sama-sama hebat dengan cara masing-masing. Rasanya, kurang bijak juga kalau A dipaksa jadi B atau B dipaksa jadi A, dipaksa jadi seseorang yang bukan dirinya hanya untuk mendapat pengakuan hebat dan kuat. Toh, hidup ini bukan tentang menang dan kalah. 😊 Kalaupun kita bertarung, dengan diri sendirilah "lawannya". Apakah kita saat ini sudah lebih baik daripada kita yang dulu?

(Manado, di sekolah anakku)




  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)