Luruskan Niat Hanya untuk Allah

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - March 22, 2022

 Pagi-pagi baca ini di Instagram


Astaghfirullah. Seolah ini adalah pengingat untuk kita semua, untuk meluruskan niat lagi jika sempat berbelok.

Sebenarnya, manusiawi alias lumrah banget kalau manusia ingin "dilihat" dan diakui. Toh, Maslow menjelaskan dengan teori kebutuhannya. Semua manusia ingin dianggap ada.

Bahkan sejak dini pun, lingkungan sekitar seolah memang sudah meng-iya-kannya, bukan. Adanya kompetisi ini itu sejak duluu sejak zaman orang tua atau bahkan nenek moyang kita, adanya reward bagi yang berprestasi, dan siap-siap tak dianggap/tereliminasi bagi yang tak memiliki kompetensi adalah beberapa contoh konkretnya (yang dianggap wajar). 

Bukannya tak setuju dengan cara-cara di atas hanya saja sekadar ingin mengingatkan bahwa semua ada efeknya. Misalnya karena terobsesi ingin jadi juara agar dianggap pemenang, yang ada malah sikut kanan kiri atau melakukan kecurangan atau malah putus asa dan tak bersemangat ketika kalah. 

Padahal, sejatinya urusan kita adalah sama Allah. Tak peduli dalam proses belajar itu ada saja yang menertawakan, ketika niat kita lurus bukan karena ingin diapresiasi manusia, harusny kita tetap semangat, harusnya kita justru menikmati kegagalan tsb untuk belajar jadi lebih baik.

Hidup begitu dinamis. Kadang di atas, kadang di bawah, kadang di tengah. Kadang ditertawakan, kadang dipuji, kadang dicaci. Saat niat kita memang lurus hanya untuk Allah, harusnya semua itu memang tak berarti. Tapi apalah daya, kadang kita sebagai manusia kerap lupa, mudah tergoda dengan pesona-pesona dunia. Padahal, semua hanya sementara. Ditinggal di sini, tak dibawa mati.

Astaghfirullah.

Saling mengingatkan ya kita. Semoga bisa jadi hamba Allah yang lebih baik.

Sungguh, bersyukur banget ketika kita masih diingatkan karena artinya kita masih disayang.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)