Haŕi Ke-3 di Jepang: Apa Aja yang Kubawa dari Indonesia?

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - January 03, 2020


Seperti kataku kemarin bahwa hari ini aku mau di rumah aja menikmati hari sekaligus beberes. Sejatinya, kami belum istirahat karena mulai 31 Desember sampai dengan kemarin 2 Januari melakukan perjalanan terus. Jadi ya wajarlah ya kalau hari ini enggak pengin ke mana-mana. Rencana awalnya sih pengin ke tetangga di sini, tapi mereka pada sedang liburan. Yaweslah ya, mengurung diri di rumah aja sambil melakukan berbagai macam hal yang bisa dikerjakan hehe.

Kali ini aku pengin cerita tentang benda-benda atau barang-barang apa aja yang aku bawa ke Jepang??

Pada dasarnya, aku dan suami ini pecinta hidup minimalis. Karena itu juga kami ngarep banget Jepang menjadi negara tujuan perantauan kami berikutnya. Yaaa secara negara penghasil dorama ini kan dikenal dengan gaya hidup minimalisnya yang sekarang lagi happening di tanah air. 

Itu sebabnya, barang bawaan kami pun bisa dikatakan enggak banyak. Untuk ukuran orang pindahan lhoh, ya. Suamiku yang berangkat September tahun lalu hanya bawa satu koper segede gajah aja sama tas ransel. Udah, itu. Di dalamnya udah mencakup semuaaa hal penting seperti barang-barang untuk kuliah sampai printilan sehari-hari. 

Pun aku. Meski bawa anak, tapi barang yang kubawa relatif sedikit. Enggak sampai berkardus-kardus jugaa atau berkoper-koper riaa. Cukup satu koper segede gaban plus tas ransel. Udahh.

Ini seolah mengingatkanku dengan nanti kalau kita mati. Emang enggak semua barang yang kita miliki di dunia kan bisa kita bawa. Malah secara kasat mata enggak bawa apa-apa. Kalau semua dibawa kuburannya enggak cukup... xixixi. Yang dibawa cuma amal sholeh aja. Ya Allah. Enggak bermaksud ceramah karena jelas bukan kapasitasku dan emang enggak berminat ceramah juga. Tapi sungguh, semua persiapan yang aku lakukan saat mau pindah ke Jepang tuh serasa mengingatkanku akan persiapan sebelum memasuki dunia lain nanti. 

Lalu, apa aja yang aku bawa ke Jepang? 

1. Passporku dan Taka yang sudah ada visanya, KTP untuk penerbangan domestik Malang Jakarta, ATM, uang tunai, tiket berupa skrinsyut-an, CoE-ku dan Taka yang ketika udah sampai Haneda bakal ditukar dengan resident card.

2. Obat-obatan bocah. Tentu saja semua orang tua enggak berharap anaknya sakit, na'udzubillah, tapi apa salahnya kalau bawa obat-obatan dari tanah air buat jaga-jaga. Aku bawa obat panas, diare, obat gatal, termometer, dll.

3. Pesanan suamiku: materai untuk urus perpanjangan paspor di KBRI, tolak angin, dan baju koko (kemarin dia lupa bawa).

4. Peralatan mandiku dan bocah, termasuk peralatan setelah mandi.

5. Pakaian sehari-hariku dan bocah secukupnya.

6. Pakaian untuk pergi-pergi secukupnya.

7. Batik seragam aku, ayahnya bocah, dan bocah. Entah kenapa aku semacam  mewajibkan untuk bawa ini. Edisi cinta tanah air dunk.

8. Peralatan rohani. Ini penting bangett, tapi napa malah kutulis di nomor delapan LOL. Yaa, jangan sampai lupa bawa mukena karena di Jepang jelas susah beli giniann.

9. Baju musim dingin, coat atau jaket atau apalah sebutannya yang intiny untuk musim dingin karena pas aku cuzz Jepang lagi winter.

10. Lepita alias laptop karena di sini pun aku teteup kerja online. Beginilah enaknya remote worker. 

11. Selimut, ya meski di tempat suamiku udah ada, tapi teteup bawa lagi. Nyatanya? Kepakai jugaa. Iyeahh.

12. Handuk.

13. Bekal dari ibuku dan mama mertua secukupnya.

14. Hampir saja lupa kutulis, buku data vaksin Taka dari Rumah Sakit Hermina Malang.

15. Tupperware, bukan emak-emak tupii, cuma feelingku bilang harus bawa tupii meski sebiji. Nyatany? Sangat kepakaii.

Yang laiinn? Mainan Taka? Nope. Dia udah kuberi pengertian enggak usah bawa mainan karena di tempat ayah banyak mainan. Buku? Karena sejak hidup sebagai petualang mengikuti ke mana suami ditugaskan, aku udah pindah ke ebook demi alasan kepraktisan.

Kegiatan bolak balik pindah selama menikah, Bekasi - Lampung - Balikpapan - Malang - Jepang, seolah mengajarkan kami untuk enggak posesif sama hal-hal yang sifatny kasat mata. Cukup sewajarnya aja. 

Bisa dibilang, pindahanku kemarin ke sini itu benar-benar sederhana, enggak yang barang-barang serumah aku angkut semuaa. Aku cuma bawa benda-benda yang super-super penting, itu pun secukupnya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)