Hari Ke-5 di Jepang: Tentang Tempat Tinggalku di Tsukuba

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - January 05, 2020


Di hari kelima ini, jadwalku mager aja di dormitory. Bilapun pergi juga palingan cuma jogging atau ke warung alias konbini. Yaa, sekitaran sini aja sih intinyaa. Senin besok suami udah mulai kuliahh, jadi ya mesti nyiapin segala sesuatunya. Makanya anteng enggak ke mana-mana.

Eh iyaa, hari ini, aku maeenn ke tempat tetangga. Yaa memperkenalkan diri gitulah ya sebagai warga baruu. Kebetulan tetangga dah pulang dari acara jalan-jalannya ke luar kotaa.

Yeyyy, akhirnya kenalan sama tetangga jugaa. Jadi enggak berasa ansos dah. LOL.

Sedikit aku jelaskan mengenai tempat tinggalku selama di Jepang, yes, walaupun enggak ada yang nanya. Xixixi. Jadi selama 15 bulan ke depan nih aku dan suami juga Taka tinggal di dormitory atau semacam asrama gitu. Alhamdulillah Universitas Tsukuba punya fasilitas berupa asrama buat mahasiswanya. Enggak semua universitas di sini begini soalnya. 

Dengan adanya fasilitas ini, mahasiswa yang berasal dari wilayah atau bahkan negara yang berbeda cem suamiku enggak perlulah repot-repot cari apato. Jarak antara dormi dengan kampus juga relatif dekat. Bisa jalan kaki atau nggowes. Fasilitas yang kami dapat pun, menurutku, baguss. Yang jelas sejauh ini aku seneng-seneng ajaa.

Jujur, ini pengalaman pertamaku tinggal di dormitory. Selama merantau, aku tinggalnya di bangunan yang berdiri tegak di atas tanah langsung atau disebut rumah (rumah kontrakan, lanjut rumah sendiri, kemudian rumah dinas). Jadii, aku benar-benar kayak yang  woww banget pas pertama kali nempatin sesuatu yang enggak menginjak tanah ibaratnya. Lebay deh lu, Mi. Xixixi.

Tsukuba sendiri punya beberapa dormitory. Aku belum hafal nama-namanya apa aja ya secara baru maren di sinii. Cuma yang aku tempati ini namanya Ichinoya. Jenis dorminya sendiri ada TIGA: single, couple, dan family. Kami tinggal di yang couple.

Karena tinggal di dormitory, otomatis tetanggaku ya tinggal dalam satu gedung. Ya iyalah. Masa iya segedung aku tempatin sendiri. Horror banget dah. LOL.

Di dormi & lantai yang aku tinggali ini (di lantai 3), aku eh kami adalah satu-satunya orang Indonesia. Senior kami, orang Indonesia lainnya, ada di lantai dua dan itu juga cuma satu. Jadi total orang Indonesia di dormi yang aku tempatin ini DUA. Sisanya, campur dari mana-mana dari berbagai negara di belahan dunia.

Karena baru pertama kali tinggal di dormitory, tentu aku banyak belajar hal baruu.

Apa aja??

1. Kalau masuk dormi ada kode-kode rahasia yang tiap penghuni beda-beda. Jadi keinget Men In Black, deh. Hafalinn  biar bisa masuk.

2. Entah mengapa aku merasa tinggal di tempat cem dormi atau apato atau apalah yang intinya seperti ini, masalah privasi lebih terjaga. Cucok meong buat mereka yang enggak terlalu suka bergerombol cuma buat ngomongin hal-hal gak jelas misal ngomongin orang. Aku merasa enggak ada yang bakal ngurusin urusanmu, tapi kalau kita minta bantuan ya dibantu, pun sebaliknya. 

3. Keramahan dengan tetangga tetap terjaga, tapi tetap ada batasnya. Ini maksudnya gimana sih. Xixixi. Maksudny, kalau ketemu tetangga ya sudah pasti nyapa atau senyum, tapi udah sebatas itu. Mau saling kepo kan juga sungkan kecuali udah dekat dan itu harus dilalui dengan proses yang natural, bukan sksdsb. 

Intinya kalau kamu introvert, mungkin memang lebih cocok tinggal di wilayah seperti ini. Aku sendiri? Fleksibel aja sih. Coz kalau enggak ada yang kepo kadang-kadang kangen juga dikepoin. Tapi kalau terlalu dikepoin gerah juga. Dasar manusia. Yekan. Xixixi.

Hal yang paling aku sukai tinggal di dormitory ini sebenarnya adalah... masalah KEPRAKTISAN dalam hal bebersih rumah. Enggak butuh waktu lama buat beberes atau masak. Bagiku seorang ibu rumah tangga yang juga pekerja jarak jauh, hal tersebut sangat-sangat bermanfaat. 

So, sejauh ini... aku IYES. Semoga seterusnya, ya. Aamiin.




  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)