7 Alasan Penting Kenapa Kita Enggak Boleh Ikut Merendahkan Diri Sendiri ketika Orang Lain Mencoba Melemahkan Kita dengan Kata-Kata Enggak Berperasaannya

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - November 15, 2018

Baper


Tulisan ini terinspirasi dari obrolan saya dengan Fita, seorang adek sholehah yang ntar lagi akan melepas masa lajangnya. Entah kenapa obrolan yang awalnya superreceh, yakni tentang kejadian-kejadian lucu dan enggak banget di masa lalu- kok tiba-tiba berubah jadi rada serius. Walau di sisi lain ya emang maklum banget sih ya cewek kan kalau udah ngobrol bahannya bisa dari a sampai z. 🤣

Saya copaskan yang bagian ini

"
[15/11, 19:57] Miyosi: Stiap pencapaian kita ad prjuangan brdarah2 fit
Aku yakin
[15/11, 19:57] Miyosi: Jd harus kita apresiasi bwt pnyemangat
[15/11, 19:57] Miyosi: Mnururtku sih
[15/11, 19:59] Miyosi: Jd mngkin bagi org lain pncapaianku jg remahan rengginang tp aku bangga kok
Aku mlaluinu dg susah payah
Y gpp jg sih misal ad yg anggep
Ah cuma gt aj bangga
[15/11, 20:01] Miyosi: Kita haris mngapresiasi diri sndr
Gpp org lain anggep remahan rengginang
😅
"

Kita semua pasti pernah merasakan hal tsb: udah berusaha sekuat tenaga, tapi setelah berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan ada aja yang komen "yaelah cuma gitu doang, kirain apa" tidak lupa membandingkan dengan dirinya yang intinya "kalau cuma gitu doang aku bisa, aku pernah,"

Kesal? Manusiawi. Sangat. Apalagi, jika komentar itu datang dari "arah" yang tak terduga. Saya yakin, sesabar-sabarnya atau sekuat-kuatny atau secuek-cueknya seseorang, pastilah pernah ngerasa semacam "kok gitu, sih" ketika menerima komen seperti itu. Ngaku, dong. Jangan gengsi. Wkk.

Sebenarnya kalau cuma kesal (asal enggak lama-lama) sih justru bagus jika dilihat dari kacamata positif. Kesal tanda enggak terima kan ya. Enggak terima dibegitukan karena kita enggak begitu. Enggak terima diremehkan karena kita yakin kalau mampu. Bukannya ini malah bagus ya jadi tambah semangat. Artinya, kita enggak down. Kita justru makin kuat berusaha membuktikan kalau kita enggak selemah yang mereka pikir. Ya, udah. Selesai, dong. Kita enggak perlu dikasih pompom atau disemangati lha wong udah terkompori dengan sendirinya.

Tapi, bagaimana jika sebaliknya: kita KEMAKAN. Efeknya, kita membenarkan apa yang mereka omongkan. Ini yang sesungguhnya berbahaya.

"Iya sih aku emang gini-gini aja,"
"Aku gak punya kelebihan,"
"Cuma gini aja bangga. Norak banget ya aku,"
"Emang gak ada kok yang bisa dibanggain dariku,"

Menurut saya sih, yang kedua yang sesungguhnya sangat berbahaya. Kita kemakan omongan. Kita terpengaruh. Kita percaya mereka yang mengecilkan usaha kita. Kita malas berusaha. Kita pasif. Kita enggak semangat. Kita mengurung diri. Kita enggak mau bergerak. Dan pada akhirnya, kita menjadi seperti yang mereka omongkan. Ya Allah. Serem. Na'udzubillah.

Jangan sampai deh, ya. Jangann. Kalau pun pernah terbersit macam "am nothing" setelah mendengar komentar orang lain, mungkin kita harus ingat 7 hal ini:

1. Ada usaha berdarah-darah di setiap pencapaian kita yang mungkin dianggap orang lain receh. Jangan menyia-nyiakan perjuangan kita dengan menuruti kata-kata mereka yang cuma bikin down. Hargai diri sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi. Sedangkan di pesawat aja ketika kondisi darurat, kita disuruh ngurusin diri sendiri dulu sebelum nolong orang lain. Artinya, menilai diri sendiri berharga adalah sebuah keharusan. Yaa, walaupun mungkin bagi orang lain kita bukan apa-apa. Ya bodo amat sih. Itu urusan mereka. 😂

2. Kondisi tiap orang emang beda-beda. Mau gimana lagi. Dan, emang enggak semua orang bisa ngerasain hanya dengan ngebayangin. Enggak sedikit yang harus ngalamin dulu baru bisa menghayati. 
Ada yang lahir udah kaya. Ada yang sebaliknya. Yang kaya, minta apa aja tinggal nyuitin udah di depan mata. Sedangkan yang sebaliknya, mau makan aja harus kerja keras banting tulang siang malam. Sehingga ketika yang enggak terlahir kaya tadi tiba-tiba diajak makan di restoran supermahal yaa harap maklum aja jika yang udah biasa makan di situ langsung nyeletuk "yaelah cuma gitu aja" karena emang dia enggak ngerasain gimana susahnya hidup.
Ya, udah sabar. Mau gimana lagi kan ya. Wkkk. Daripada mikirin itu mending menikmati yang ada. 

3. Disepelekan membuat kita belajar untuk tidak berbuat hal yang sama ke orang lain. Setiap manusia punya perjuangannya masing-masing yang enggak bisa dibilang mudah.

4. Yaa kali kita dulu pernah juga membuat down orang lain cuma enggak sadar. Anggap aja ini cubitan biar kita sadar.

5. Enggak semua orang berpikir empati adalah hal yang penting. Kalau toh enggak mau berempati setidaknya jangan merusak suasana. Gitu kan ya, maksudnya. Tapi mau gimana lagi, kenyataan tidak seindah teori, Say. Terima saja.

6. Ini salah satu ujian dalam menggapai sesuatu. Harus lulus biar segera sampai tujuan. Harus. Gak ada pilihan lain selain lulus, kan. Kalau enggak lulus-lulus, artinya tetap di sini-sini aja enggak meningkat.

7. Merasa enggak berharga bisa membuat kita benar-benar meminta tolong sama Allah. Sehingga ketika kemudian kuat, kita sadar bahwa semua itu berasal dari Allah, bukan semata-mata karena kemampuan kita sepenuhnya.

Sesungguhnya, yang saya tulis ini juga pengingat buat diri sendiri, terutama di saat down. Namanya manusia enggak selalu kuat kan, ya. Ada yang ingin menambahkan? 

Oh iya, ada quote yang menurut saya bagus yang bisa membuat semangat di kala lemah. Quote ini saya dapat dari anime Full Metal Alchemist Brotherhood. Seperti ini bunyinya:

Tidak ada pelajaran yang tidak disertai dengan rasa sakit (Edward Elric)

Salam semangat!


  • Share:

You Might Also Like

20 comments

  1. Ckckckckckck, kereeen. Curhat ama penulis semuanya bisa jadi bahan tulisan yg menginspirasi. Tengkyu share-nya Mamak Taka 😍😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini mah muhasabah aku fit
      Kita masuk tim mana nih
      Tim g terima dibilang mirip dian sastro atau tim kemakan dibilang mirip katie holmes? 😂🤣

      Delete
  2. Terkadang memang kita termakan omongan negatif tersebut, bikin baper. Tapi betul kata Mba, daripada ngurusin omongan itu, lebih baik dijadikan senjata untuk menjadi lebih baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mb
      Ini juga dalam rangka mensugesti diri sendiri kok mb jadi ditulis
      Namany perempuan kadang suka kemakan sih mb
      Dibilang kembaranny raisya, kemakan n langsung ambil kaca
      Pdhl kan g
      Deuh 😂🤣😆

      Delete
  3. Nice artikel. Saya banget. Kadang, saya sudah berusaha sampai lembur dirumah demi menyelesaikan tugas tapi setelah selesai malah dicuekin. Tapi apalah daya, saya kalau dicuekin malah tambah jadi, jadi makin semangat cepat untuk menyelesaikan tugas. Walau kadang suka curhat juga ke teman lainnya, "kita dah cape kerjain, malah ga dianggap", namanya juga anak buah dan akhirnya setiap ada tugas atau orang yang minta bantuan selalu saya dahulukan, secepat kilat saya respon. Alhamdulillah skrg sy sudah mulai menuai hasilnya dari kecepatan saya merespon. Memang Allah gak pernah tidur ya mbak, selalu dihati.

    ReplyDelete
  4. Saya juga sering ingatkan anak2 untuk selalu berpikiran positif terhadap orang lain dan terhadap kemampuan diri sendiri, agar selalu menjadi orang yang optimis, cibiran orang anggap sebagai motivasi agar kita bisa lebih berprestasi.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Aku banget nih. Baru benar-benar tersadar bahwa jika bukan diri kita yang mengapresiasi, lalu siapa? Dan komentator dari lingkungan emang ganggu banget mba, tapi bisa di up and down seiring dengan kedewasaan kita juga

    ReplyDelete
  9. Kalo baper masih bisa kuhandle mb, nah kalo laper nihh yang gak bisa ditunda tunda 😂

    ReplyDelete
  10. aku makin disepelekan makin pingin ngebuktiin kalo bisa lho. wkwkwk... sambil esmosi tentunya

    ReplyDelete
  11. Pernah suatu ketika saya down banget, namun betul sekali... Akan membuat kita belajar banyak hal

    ReplyDelete
  12. No Pain No Gain
    Begitulah, setan paling pinter melemahkan jiwa.
    Apapun yang kita kerjakan, libatkan Allah di dalamnya. Insyaallah tak ada yang sia-sia, sekecil apapun ikhtiar. Lah, jadi serius saya 😊

    ReplyDelete
  13. Sesuai tips no 3. Klo ada yg meremehkan justru jadi bahan pelajaran agar saya nggak meremehkan orang lain juga. Rasanya pasti nggak enak. Sama saja kita mendzolimi orang lain.

    ReplyDelete
  14. Kalo saya sering diremehkan, tapi berusaha berpikir positif dan tutup telinga aja.

    ReplyDelete
  15. Curhat berujung tulisan di blog. Hehe... Nice banget, pas baca ini, jadi semakin paham. Biarlah orang berkata apa.

    ReplyDelete
  16. Paling sebel deh kalau diremehkan juga disepelekan,emosi banget seh tapi ya ga pa pa ya mb..bisa jadi pelajaran buat diri swndiri.

    ReplyDelete
  17. Disepelekan dan direndahkan membuat kita belajar untuk tidak melakukan hal yang sama kepada orang lain...itu juga selalu saya katakan..

    ReplyDelete

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)