Judul: Mencintai Rasulullah, 364 Hari bersama Nabi Muhammad SAW
Penulis: Nurdan Damla
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 502
Tahun: 2009
Didapat dari: Gramedia Digital

Bagaimana kita bisa mencintai seseorang jika tidak pernah kenal. Dan, bagaimana mungkin bisa kenal jika menutup hati. Konon, manusia memang ada kecenderungan untuk membenci apa yang belum atau tidak ia ketahui. 😊

Bagi umat muslim, Rasulullah adalah teladan dan panutan. Tapi, seberapa kenalkah kita dengan beliau? Sudahkah hati kita bergetar ketika nama Rasulullah disebut? Pernahkah kita tiba-tiba teringat Rasulullah kemudian menangis haru? Katakanlah untuk hal yang sifatnya receh. Misal kita melihat seseorang dikucilkan dalam sebuah kelompok sementara yang lain bergerombol, bisik-bisik, kemudian tertawa. Lalu, kita bicara pada diri sendiri, "Ya Allah tega banget, ya. Kalau Rasulullah enggak akan gini. Kata Rasul kalau ada tiga orang sedang bersama dalam suatu ruangan, dua yang lain sebaiknya enggak kasak-kusuk mengabaikan yang satu. Ya Allah," kemudian air mata keluar dengan sendirinya. Atau, ketika kita melihat seorang anak memaki-maki ibunya yang sudah renta, hati kita berteriak sambil seolah ingin bilang, "Kata Rasulullah muliakanlah ibu. Ibumu, ibumu, ibumu, Ya Allah kok tega ya tu anak,"

Ya, bagi umat muslim, Rasulullah adalah sebaik-baiknya panutan. Tapi, sudahkah kita mengenal beliau sebagaimana kita mungkin sangat kenal karakter fiksi superhero favorit beserta hobi atau tinggalnya.

Jika kalian belum tertarik untuk membaca buku berat tentang Rasulullah atau tidak punya cukup waktu untuk membaca saking sibuknya atau ingin menjadikan kisah keteladanan Rasulullah sebagai dongeng untuk anak-anak, maka buku ini bisa jadi pilihan bacaan. Sedangkan kalau untuk anak-anak, buku ini seolah ingin mengenalkan mereka tentang Rasulullah dengan bahasa ringan dan mudah dicerna serta diingat.

Sebagaimana judulnya, penulis ingin mengenalkan Rasulullah kepada pembaca selama 365 hari lengkap mulai dari beliau lahir hingga wafat. Setiap pembahasan juga enggak terlalu panjang sehingga tidak akan membuat pembaca bosan. Meski demikian, informasi yang disampaikan cukup padat dengan sumber referensi terpercaya.

Setelah membaca buku ini, pembaca akan tahu seperti apa keseharian Rasulullah, bagaimana sikap Rasulullah dengan anak-anak yang begitu memanusiakan, sesederhana apa Rasulullah, seperti apa beliau menyikapi orang yang membenci & menzalimi, dan betapa beliau meskipun manusia istimewa tapi sama sekali tidak mau diistimewakan & diperlakukan berbeda, serta hal lainnya yang mungkin akan menyadarkan bahwa kita masih sangatt jaauuhh dari sikap meneladani Rasulullah.

#30HariMemetikHikmah
#TantanganMenulisIPMalang
#RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-5

Puasa identik dengan mudik atau pulang kampung. Biasanya, orang-orang termasuk juga saya dan suami sudah membeli tiket untuk pulang jauhh-jauhh harii. Alasannya klise: takut kehabisan. Alasan yang kedua, khawatir kalau beli mendadak harganya mahal. Xixixi. Emak-emak ekonomis ya gini.

Sebelum menikah, saya enggak pernah ngerasain mudik. Yang ada sih nunggu sembari duduk manis kipas-kipas hore. Setelah menikah dan pergi meninggalkan kampung halaman untuk merantau bersama suami tercinta, saya merasakan yang namanya mudik.

Jika ditulis, kira-kira seperti ini perjalanan mudik saya:

1. 2009: Bekasi - Palembang - Bekasi (via darat dan laut)
2. 2010: Bekasi - Palembang - Malang (via darat dan laut)
3. 2011 & 2012: Bekasi - Malang (via udara)
4. 2013: enggak mudik karena sebelum hari raya udah pulang
5. 2014, 2015, 2016: Balikpapan - Malang (via udara)
6. 2017, 2018, & besok 2019: enggak mudik karena sejak hamil sampai in syaa Allah pergi lagi ikut suami sekolah masih di kampuang halaman

Bisa jadi, informasi yang saya sampaikan ini receh banget atau mungkin sudah banyak emak-emak yang tahu. Saya sendiri sudah cukup lama ngeh, tapi baru benar-benar menggunakannya hari ini. Dan ternyata, memuaskan. Itu sebabnya, saya ingin menuliskan pengalaman tersebut di sini. Ya kali ada emak-emak yang butuh.

Semua berawal dari lokasi hotel tempat saya menginap yang cukup jauh dari orang jualan kebutuhan printilan. Beda dengan saat saya menginap di tempat-tempat sebelumnya dimana antara hotel dan tempat jualan kebutuhan sehari-hari tinggal nyuitin sampai ibaratnya. Bahkan, ada juga yang jadi satu sama mal. Intinya kalau butuh apa-apa tinggal loncat jadii.

Hotel tempat menginap saya kali ini lokasinya di area perkantoran. Jadi ya kalau pengin belanja katakanlah sabun, air mineral, dan teman-temannya harus mau sedikit remfong naik taksi.

Setelah menghitung nilai ekonomisnya gimana antara nyamper sendiri bawa bocil plus bawa belanjaan segitu banyak versus pesan online, saya pun memilih yang kedua. Belanja bareng suami? Acara dia padat... sangatt. Jadi ya saya enggak mau menggantungkan kalau emang kondisinya enggak bisa.

Sebenarnya, Minggu malam, kami dah mayan nyetok barang-barang, tapi ternyata kurang. Persediaan menipis. Jadi ya mesti beli lagi.

Emang yang mau dibeli apa sih, Buu? Xixixi.

1. Air mineral 1 liter dengan jumlah yang cukup signifikan
Tahu sendiri kan kalau di hotel cuma dikasih 3, maksimal 5. Jadi untuk memenuhi kebutuhan cairan ya mesti nyetok sendiri. Apalagi puasa gini bener-bener harus enggak boleh kekurangan cairan.

2. Pasta gigi dan sabun. Meski dapat dari hotel, tapi enakan yang biasany kami pakai. Sayangnya kok ya lupa bawa. Selama beberapa hari ini nyobain dari sini kok ya enggak sreg. Alhasil ya beli sendiri. 🤣

3. Kopi instan

4. Jajan buat bocah

Setelah ngedata apa aja yang mau dibeli, saya pun mulai mencoba menggunakan klikindomaret. Seperti ini:

1. Masuk ke situs https://www.klikindomaret.com

2. Klik tanda di pojok kiri atas kemudian pilih "daftar" kemudian klik "daftar di sini"

3. Nomor HP yang kita masukkan akan diverifikasi terlebih dahulu. Masukkan kodenya jika sudah mendapat sms.

4. Pilih indomaret terdekat dengan klik "ubah"

5. Mulai belanja

6. Tulis posisi kita di mana dan barang ingin diantar ke mana

7. Pilih kapan barang akan dikirim

8. Pilih metode pembayaran
Saya tadi pakai COD. Jadi ya uang baru saya keluarkan setelah barang sampai. Pihak indomaret akan mengkonfirmasi melalui telepon bahwa kita benar-benar meng-order barang tersebut.

9. Untuk pembelanjaan di atas 100 ribu enggak dikenai ongkos kirim. Bila pun kita ingin memberikan tips, ya itu sih terserah kita aja.

10. Kita akan mendapatkan ringkasan seperti ini



Alhamdulillah, enggak lama, barang yang saya pesan pun sampai. Saya merasa sangat terbantu, sih. Enggak kebayang kalau sama bawa bocil bawa belanjaan berat gini. Yaa kalau zaman dulu. Sekarang sih manfaatkan teknologi selagi bisa untuk memudahkan pekerjaan. Ya, nggak.

Maafkan kalau gambarnya gelap. Isinya air mineral @ 1 liter 8 buah dan printilan lainnya. Dokpri

Emak-emak yang lain adakah yang juga punya pengalaman sama? Bagi, yukk.

#30HariMemetikHikmah
#TantanganMenulisIPMalang
#RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-3

Terhitung sejak kemarin, hari pertama puasa, aku menjalaninya di hotel. Sebenarnya, ini bukan yang pertama. Ramadan 2016, aku juga menjalankannya di salah satu hotel di Yogyakarta. Bedanya, saat itu kami masih berdua. Bedanya lagi, aku enggak ikut puasa karena halangan. Jadi ya cuma ikut sahurnya aja.

Ramadan kali ini, ternyata aku sudah jadi ibu dari bocah berusia 2 tahun. Alhamdulillah. Enggak nyangkanya lagi, ternyata harus mengulang menjalani awal puasa di hotel.

Sahur dan buka di hotel dengan di rumah tentu berbeda. Jika di rumah, kita harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri, di hotel yaa tinggal nyuitin aja. Xixixi. Meski demikian, tetap saja, sebenarnya sahur dan buka puasa di rumah tetap jadi yang terrbaik dan ideal buatku. Tapi apa daya, karena suatu hal, kami harus menjalani hari-hari awal puasa di sini. Syukuri saja.

Jika buka puasa cenderung enggak terlalu ada masalah, maka tidak demikian dengan sahur. Maksudnyaaa, semua orang pasti dalam kondisi sadar saat bedug maghrib. Kalau pun semisall (meski jarang bangett) ketiduran saat buka puasa, toh waktunya masih panjangg. Enggak ada masalah berartilah ya intinya.

Beda dengan sahurr, waktunya singkat. Kalau di rumah, mungkin lebih mudah. Apalagi jika tinggal di kampung. Nuansa ramadan benar-benar terasa. Bisa dipastikan enggak ada yang kelewatan sahur kecuali emang enggak niat. Di kampung, seenggaknya di tempat orang tuaku, ada yang keliling setiap sahur. Pun di perumahan, biasanya suara azan dari masjid masih terdengar jelas.

Tapi kalau di hotel? Dua kali aku menyambut ramadan di hotel, 2016 dan 2019, enggak pernah mendengar azan secara langsung. Sedih, ya. Gimana nanti kalau tinggal di negara dimana muslim jadi minoritas. Aku pasti akan sangat merindukan azan.

Lalu, seperti apa sahur di hotel agar menyenangkan dan enggak ketinggalan? Biasanya, aku menggunakan 5 tips ini.

1. Pasang alarm
Mungkin terlihat sepele, tapi penting. Suasana hotel yang sepi dan tenang jangan sampai membuat yang tidur lupa kalau harus melakukan ibadah. Beda lagi kalau di rumah, lebih-lebih di kampung yang suasana ramadannya begitu kental.

2. Selalu ajak si kecil, jangan pernah ditinggal di kamar walau alasan cuma sebentar
Ya, meskipun sahur cenderung sebentar dan saat tersebut jamnya si kecil enak-enaknya tidur, tapi sebaiknya jangan sekali-sekali meninggalkannya di kamar sendiri. Aku selalu membawa bocah meskipun posisi dia masih tidur. Dan lagi, itung-itung hal tsb adalah bentuk memperkenalkan apa itu puasa kepada bocah usia 2 tahun.

3. Biasanya, aku sahur jam 4 kurang 5. Lumayanlah, enggak terlalu ramai.
Kalau di hotel, yang sahur sangat banyakk. Enggak jarang, kita jadi enggakn nyaman. Nah, biasanya aku baru ke luar jam 4 kurang. Lumayan enggak terlalu ramai sih kalau jam segitu.

4. Jangan berlama-lama apalagi kalau yang sahur sangat banyak.
Yess. Kalau emang udah selesaii, ya udahlah ya cuzz segera minggat. Apalagi kalau posisi lagi ramai. Kasihan yang lain, sih.

5. Jangan kalap
Aku tadi sahur dengan selembar roti gandum aja. Alasannya? Karena jadwal hari ini emang sahur pakai itu setelah sebelumnya mengkonsumsi shake. Tapi apa pun itu emang sebaiknya enggak kalap. Selain faktor gantian sama yang lain jadi jangan lama-lama juga karena faktor kesehatan diri sendiri. Kalap hanya akan membuat sakit di belakang. Jadi ya sewajarnya aja.

Nahh, itu tadi 5 tips sahur di hotel agar ibadah puasa nyaman. Kalian punya tips lain?

Selamat berpuasa, yaa.

#30HariMemetikHikmah
#TantanganMenulisIPMalang
#RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-2

Apa yang paling membahagiakanmu? Setiap orang mungkin memiliki jawaban yang berbeda. Tapi kalau aku sederhana saja. Bahagia adalah saat bisa berkumpul dengan keluarga. LENGKAP. Sebagai pasangan LDM, hal tersebut adalah sesuatu yang sangat istimewa.

Alhamdulillah, Allah Mahabaik. Kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama di tengah kesibukan suami yang padat pun datang juga. Selama hampir 2 minggu ke depan terhitung mulai kemarin, kami akan menghabiskan waktu bersama. Walaupun enggak sepanjang hari tentunya, tapi tetap saja hal tersebut bagi kami benar-benar sangat berarti. Suami langsung pesan tiket untuk kami (bayar sendiri) begitu dia ditugaskan ke luar kota oleh kantornya.

Sejak akhir 2016, tepatnya sejak hamil, kami memang sudah berjauhan setelah sebelumnya selalu bersama. Aku yang baru tahu kalau hamil -setelah 8 tahun menikah- saat pulang kampung dilarang suami untuk ikut balik dengan alasan kesehatan. Bagi pasangan yang sudah lama menantikan buah hati atau bagi istri yang hamilnya susah sepertiku tentu memahami kehati-hatian kami.

Rencananya, beberapa bulan setelah melahirkan, aku akan menyusul suami ke Balikpapan, tempat ia didinaskan. Lhaa kok yaa ndilalah dia dimutasi ke Medan. Emang sudah waktunya sih secara udah 4 tahun di kota minyak. Keinginan untuk menyusul ke Medan harus terhempas lagi ketika suami di-promutasi ke Papua Barat. Dann, untuk yang kesekian kali, keinginan untuk menyusul ke Manokwari harus urung karena suami dapat beasiswa S2 ke Jepang. Jadi dengan mempertimbangkan biaya, aku dan bocah nunggu aja sekalian nanti pas ke Jepang. Toh, suami efektif masuk kuliah setelah hari raya. Jadi yaweskan daripada bolak-balik kayak setrika buang-buang duit, nunggu aja sekalian. Emak-emak hemat dan ekonomis detected. 😆🤣😂

Itu sebabnyaa, bisa dibayangkan kalau momen-momen quality time seperti ini jadi sangat-sangat berharga. Alhamdulillah, sejauh ini meskipun kami LDM, bocah sangat dekat dengan ayahnya. Si emak seolah serasa enggak ada gunanya ketika ayah & anak bersua.  😆

Semoga puasa tahun depan, kami benar-benar bisa berkumpul bertiga. Yess, semogaa. Enggak cuma dari sisi kualitas, tapi juga kuantitas. Walaupun untuk itu, kami harus berjauhan dengan keluarga yang lain seperti orang tua, mertua, keponakan, dan saudara (karena di negara orang). Ya, enggak ada sesuatu yang gratis bukan di dunia ini. Di setiap sesuatu yang kita dapatkan pasti ada "harga" yang harus dibayar. Tapi kalau buatku pribadi dengan hal-hal semacam ini seolah makin memperkuat perasaan serta prinsip bahwa harta yang paling berharga ya emang benar-benar keluarga, meminjam istilah di film Keluarga Cemara. Serta, kebahagiaan yang hakiki adalah yang dirasakan oleh dan dari hati.

Ramadan 2 tahun yang lalu, bocah masih 1 bulan, masih belum bisa apa-apa selain menangis. Puasa 1 tahun yang lalu, bocah sedang senang-senangnya belajar jalan. Dan, puasa tahun ini bocah sudah bisa diajak sebagai teman perjalanan. Foto: dokpri.

Sebenarnya, ini adalah perjalanan bocah yang keempat naik pesawat. Tapi, 3 sebelumnya dia dipangku karena belum genap 2 tahun. Barulah kali ini, untuk yang pertama kalinya, bocah mendapat tempat duduk sendiri bertepatan saat Ramadan. Foto: dokpri.

Perjalanan pertama bocah di Ramadan. Perjalanan ke-8 bocah ke luar kota yang jaraknya jauh sejak ia lahir. Kelak, semoga bocah paham bahwa setiap perjalanan sesungguhnya adalah sarana untuk makin mendekatkan diri kepada Allah. Lebih-lebih, perjalanan ke tempat yang sangat asing. Foto: dokpri

#30HariMemetikHikmah #TantanganMenulisIPMalang #RumbelMenulisIPMalang #IbuProfesionalMalang #HariKe-1

Assalamu'alaikum, Sahabat semuanya. Apa kabar? Semoga selalu baik dan dalam lindungan Allah. Aamiin.

Enggak terasa ya kalau beberapa hari lagi kita akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Rasanya baru kemarin, eh tahu-tahu datang lagi. MasyaAllah. Alhamdulillah.

Sehubungan dengan itu, maka tema blog saya bulan ini adalah yang berhubungan dengan Ramadan atau yang berkaitan. Moga-moga bisa rajin ngeblog setiap hari di tengah kesibukan mengurus bocah lanang aktif 2 tahun dan menyelesaikan proyek buku SMK kelas XI. Cucol detected. Wkk.

Balik lagi, yaa.

Ngomong-ngomong soal puasa, kalian menjalankannya di mana tahun ini? Apakah sama dengan tahun kemarin?

Di mana pun itu, tentunya setiap tempat memiliki keseruannya sendiri-sendiri, ya. Mereka semua pasti istimewa. Termasuk, 7 tempat yang saya ceritakan di postingan kali ini.

1. Puasa di kampuang halaman

Setujukah kalian jika puasa di kampung halaman tetap yang terbaikk? Mungkin, karena di sana ada banyak kenangan. Atau, mungkin juga karena kampung halaman adalah saksi sejarah kita dari mulai enggak bisa apa-apa hingga menjadi "seseorang".

Bagi saya sendiri, puasa di kampung halaman makin terasa istimewa ketika merantau. Mungkin, kangenlah penyebabnya.


2. Puasa di Surabaya

Saya sempat menikmati puasa di Surabaya ketika masih SMP, ketika kakak masih tinggal di sana. Biasanya, setiap libur puasa, saya menginap beberapa hari.

Bagi saya yang aseli orang gunung, puasa di ibu kota Jawa Timur meski masih satu provinsi tetap terasa berbeda. Hawanya tentu saja jauh lebih panas. Jika di kampung halaman saya, Junrejo, kudapan favorit saat berbuka adalah kolak hangat. Maka, di kota Pahlawan sebaliknya. Segala macam es atau minuman dingin menjadi pilihan utama. Yaa, meski tahu juga sih kalau enggak sehat. Hehehe.


3. Puasa di Bekasi

2009, 2010, 2011, & 2012. Cukup lama, saya -yang saat itu sudah menikah- menikmati puasa di kota Patriot ini. Ada begitu banyak kenangan di sini. Semua saya rangkum dalam foto di bawah ini.


4. Puasa di Palembang

Saya menikmati puasa di Palembang tahun 2009 dan 2010 ketika diajak mudik suami ke kampung halaman kakek neneknya. Hal yang paling saya kenang adalah bisa sahur dan buka puasa dengan makanan khas seberang yang jauh berbeda dengan di Jawa.


5. Puasa di Balikpapan

2014, 2015, 2016. Ternyata, 3 tahun saja saya menikmati puasa di kota minyak. Padahal, saya merasa sangatt lamaa. Xixixi. Sama seperti di Bekasi, ada begitu banyak peristiwa yang saya alami di sini. Semua saya rangkum melalui foto.


6. Puasa di Yogyakarta

Alhamdulillah, di 2016, saya sempat mencicipi sedikit puasa di Yogyakarta. Tepatnya, saat awal puasa. Seruu.


7. Puasa di Jepang

Alhamdulillah, ayahnya bocah diterima beasiswa S2 di Jepang. Jadi in syaa Allah kalau lancar kami akan boyongan ke sana. Artinya, puasa tahun depan ya di negara Matahari Terbit sana. Mohon doanya, ya. Aamiin.


Setiap orang pasti punya pengalaman seru mengenai puasa Ramadan, salah satunya tentang tempat puasa yang berbeda-beda karena tujuan masing-masing. Apa pun itu, semoga puasa kali ini bisa membuat kita jauh lebih baik lagi, ya. Aamiin.

Mohon maaf lahir batin ya, Temans.


Wassalamu'alaikum

Judul: Ensiklopedia Anak Muslim, Nabi Muhammad Sang Penyayang
Penulis: Syaifuddin Al Indonisi
Halaman: 112
Penerbit: Elexmedia Komputindo
Didapat dari: Gramedia Digital

"Ndaa, Cingi, Ndaa,"
"Ndaa, yamyam,"
"Ndaa, bebek,"
"Ndaa, gukguk,"
"Ndaa, cicak-cicak di dinding diam diam,"

Kalau pas bocah tidur, saya kerap mengingat celotehan dia. Enggak terkecuali, yang berhubungan dengan hewan yang ia temui di sekitar seperti kucing, ayam, bebek, anjing, dan lain-lain. Sebagai ibu, saya merasa senang ketika bocah begitu antusias. Yaa, walaupun tentu saja ada beberapa hewan yang masuk kategori harus diwaspadai.

Melihat bocah begitu sayang dengan berbagai macam hewan membuat saya teringat akan fitrah manusia yang pada dasarnya memang mencintai makhluk Allah, entah itu yang serupa (sama-sama manusia) atau yang enggak (hewan dan tumbuhan). Jika kemudian ada manusia yang begitu jahat terhadap hewan, tumbuhan, atau sesama manusia, entah, mungkin fitrahnya sudah ternodai atau seperti apa. Na'udzubillah.

Rasulullah, teladan umat muslim, adalah sosok yang sangat menyayangi hewan. Bahkan, sejak kecil, saat menjadi penggembala kambing, beliau sudah menunjukkan sifat tersebut.

Sesungguhnya, kita bisa belajar banyak hal dari hewan. Lebah misalnya, hewan yang bentuknya kecil tersebut ternyata memiliki segudang manfaat bagi manusia. Bahkan jika mereka tiada, manusia pun bisa ikut punah. Dari sana kita seolah belajar tentang sesuatu yang kecil harusnya tidak boleh diremehkan. Bisa jadi keberadaan hal-hal kecil tersebut sangat memengaruhi sesuatu besar dan ketiadaannya bisa mengancam peradaban & menghancurkan semuanya.

Hal lain yang bisa dipelajari manusia dari hewan adalah tentang kasih sayang. Seganas dan semengerikan apa pun seekor hewan di luaran sana, nalurinya tetap tajam dan terasah untuk melindungi anak-anak mereka. Sungguh, kontras dengan manusia yang kadang tega berbuat hal kejam kepada anaknya. Na'udzubillah.

Selain bisa dijadikan sarana belajar akan arti kehidupan dan kebesaran Allah, hewan juga bisa digunakan sebagai mitra kerja. Ada begitu banyak bukan pekerjaan manusia yang terbantu dengan adanya kontribusi mereka.

Di buku ini, penulis memaparkan bahwa Rasulullah tidak hanya menyayangi sesama manusia saja, melainkan juga seluruh alam semesta, enggak terkecuali hewan. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu surat dalam alquran bahwa Rasulullah memang diutus Allah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Selain itu, di buku ini juga dijelaskan beberapa cara melestarikan hewan serta apa yang bisa kita lakukan agar bisa menikmati keindahan alam bersama seluruh makhluk ciptaan Allah bersama-sama dengan bahagia.

Bagi orang tua, buku ini bisa digunakan sebagai pendamping saat mengajari buah hati mereka untuk mencintai hewan, makhluk ciptaan Allah selain manusia. Sedangkan bagi anak-anak, buku ini tidak akan membuat bosan karena memiliki banyak ilustrasi selain penjelasan.

Di akhir, buku ini seolah menjadi pengingat kita bahwa hewan juga punya perasaan. Yuk, sayangi mereka sebagaimana yang sudah Rasulullah ajarkan.

Judul: 14 Kebaikan dari Nabi Muhammad SAW
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: Kalil
Tahun: 2012
Halaman: 164
Didapat dari: Gramedia Digital

Michael H. Hart, guru besar astronomi dan fisika, menempatkan Rasulullah di urutan pertama dalam bukunya "100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah". Meskipun banyak pro kontra, nyatanya karyanya begitu fenomenal dan diterjemahkan dalam banyak bahasa. Rupanya, tidak sedikit orang yang tertarik dengan Rasulullah baik secara terang-terangan maupun diam-diam dan baik yang tertariknya karena mengagumi maupun sebaliknya.

Sebagai muslim, tentu Rasulullah adalah panutan kita. Keindahan akhlak beliau memang sudah sepatutnya diteladani.

Seperti, yang dipaparkan penulis. Setidaknya, ada 14 jenis kebaikan yang dimiliki Rasulullah yang disinggung di buku ini. Apa saja? Dapat dipercaya, penuh kasih sayang, tidak mendendam, sopan, rendah hati, sederhana, sabar, menjaga kebersihan, penuh perhitungan, pemurah, suka memaafkan, tidak membebani orang lain, dan tidak suka mempermalukan orang lain. Masing-masing karakter mulia Rasulullah dijelaskan secara gamblang disertai peristiwa yang membuktikannya.

Saat membaca salah satu karakter Rasulullah yang sederhana, saya jadi teringat beragam tulisan yang baru-baru ini sedang "in" karena saya juga membacanya. Tulisan tersebut intinya tentang penyederhanaan hidup yang salah satunya dengan tidak menimbun barang-barang yang enggak perlu. Ehm, padahal jauh sebelum ini, Rasulullah memang sudah mengajarkan dan mencontohkan untuk hidup sewajarnya saja, sederhana saja, tidak berlebih-lebihan.

Gaya penulisan yang "membumi" memang membuat buku ini bisa dinikmati siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang tua. Termasuk, ibu-ibu yang sangat sibuk dengan tugas domestik dan pekerjaan lainnya yang hanya memiliki waktu sedikit setiap harinya untuk membaca.

Rasulullah, we love you. ❤

Judul: 35 Fakta Sains yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 150
Tahun terbit: Cetakan I, 2017
Didapat di: Gramedia digital

Buku ini berisi 35 fakta sains yang membuktikan kebenaran hadits Nabi Muhammad SAW. Bahasa yang digunakan penulisnya sederhana, mudah dicerna, namun sangat informatif.

Fakta sains yang pertama misalnya, adalah tentang mencuci tangan setelah bangun tidur. Rasulullah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muttafaq 'Alaih, "Jika salah seorang dari kalian bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana air sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali karena ia tidak tahu ke mana saja tangannya itu bergerak saat tidur,"

Sekilas mungkin terlihat sepele. Padahal, tangan adalah alat transportasi tidak langsung semua bakteri, kuman, jamur, parasit, dan semacamnya. Dan saat tidur, kita tidak bisa mengontrol tangan ini menyentuh apa (sesuatu yang berkuman atau tidak). Itu sebabnya, untuk lebih amannya, sebaiknya bangun tidur cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh yang lain, lebih-lebih sebelum menyentuh makanan.

Di halaman lain, 84, dijelaskan tentang cara meredakan marah. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Jika salah seorang dari kalian marah dan dia sedang berdiri, hendaklah dia duduk. Jika amarahnya belum mereda, hendaklah ia membaringkan dirinya,"

Penelitian ilmiah kemudian membuktikan bahwa saat berdiri hormon adrenalin dan non adrenalin akan meningkat. Maka dengan mengubah posisi ke lebih rendah, diharapkan kedua hormon tersebut akan turun dan kemarahan akan mereda. Jika tidak lebih tenang juga, Rasulullah kemudian menyarankan untuk wudhu atau mandi. Menurut penelitian ilmiah, air dingin bisa menenangkan saraf sekaligus meredakan marah.

Bab lain misalnya tentang ibu menyusui. Mereka pasti sudah sangat akrab dengan anjuran untuk memberikan ASI karena manfaatnya yang luar biasa. ASI mengandung protein yang mudah dicerna bayi baru lahir, kolostrum untuk meningkatkan daya tahan tubuh, lemak variatif yang mudah dicerna, laktosa, aneka vitamin, zat besi, taurin, dan masih banyak lagi. Dan ternyata, semua itu sesuai dengan hadits Rosul tentang penyusuan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Malik.

Selain tiga fakta sains di atas, masih ada 32 fakta lain yang tidak kalah menariknya yang semuanya membuktikan ajaran Rasulullah.

Buku ini tidak hanya cocok untuk anak-anak, tetapi juga orang tua.