Hari ke-232 di Jepang: 7 Item Penolong saat Musim Panas

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - August 19, 2020

Enggak pernah kusangka kalau puncak musim panas di Jepang ternyata seperti ini. Gimana di neraka? Na'udzubillah. Lindungi kami semua, Ya Allah. Aamiin.

Tadinya, aku berpikir (atau lebih tepatnya sok tahu) kalau summer di negara empat musim masih setingkat lebih rendah jika dibandingkan dengan musim kemarau di negara tropis. Apalagi, aku sudah pernah merantau di TIGA tempat yang terkenal panas (Bekasi, Lampung, dan Balikpapan). Bisa dibilang, aku sudah punya bayangan kalau musim panas di sini ya mungkin mirip dengan kondisi di tiga tempat yang pernah kutinggali sebelumnya. Ternyata, aku yang terlalu positif atau naif. Musim panas di sini BEDA! Di Jepang, kelembaban udara saat musim panas jauhh lebih tinggi dan makin tinggi seiring dengan berjalannya waktu. Baru "berhenti" ketika musim berganti. 

Sebenarnya, pendapat awalku tersebut bukannya enggak berdasar. Awal Juni sampai pertengahan Juli, kondisi keseharian di sini lebih seperti musim hujan di tanah air. Enggak jarang, kadang "dibumbui" angin kencang. Menjelang akhir Juli, kondisinya masih sama. Bila pun ada yang berbeda, mungkin masalah kelembabannya yang semakin tinggi dan suara serangga yang makin ramai seperti di anime-anime yang dulu kutonton. Dengan kondisi Juni dan Juli yang cenderung sama, aku memprediksi Agustus pun. Ternyata, enggak.

Perubahan cukup signifikan mulai terlihat sejak awal bulan. Hujan mulai jarang datang, ada pun hanya rintik dalam waktu singkat. Terik matahari makin menyengat. Sangat. Ke luar sebentar saja, orang sudah mandi keringat. 

Himbauan untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan seperti jogging bermunculan di beberapa media online di sini. Sampai sebegitunya memang? Ya, semua itu untuk menghindari agar tidak sampai terkena heat stroke. Paparan panas matahari yang berlangsung lama bisa membuat tubuh lemas, mual, muntah, detak jantung cepat, bahkan berakibat fatal kalau dicuekin. Seperti yang aku baca di koran online IbarakiNews beberapa hari yang lalu, di prefektur yang kutinggali ini rupanya ada beberapa orang yang mengalami serangan heat stroke.

Suhu keseharian sepanjang Agustus ini memang tidak bisa dikatakan biasa aja, apalagi jika dibandingkan dengan dua musim sebelumnya. 33 - 36 derajat Celcius adalah rata-rata harian, pernah juga 37 atau lebih.

Suhu hari ini. 35 derajat celcius rasa 40. Kok gitu? Salah satunya karena kelembaban yang tinggi itu tadi.

Kondisi cuaca yang seperti itu membuat orang-orang beradaptasi pada akhirnya, termasuk aku. Misalnya untuk jogging, jika sebelumnya kulakukan sore, maka sekarang aku baru memulainya menjelang malam. Yang lain pun begitu. 

Adaptasi berikutnya adalah mengenai beberapa peralatan/item yang sebaiknya harus dimiliki saat suhu seperti sekarang. Meskipun beberapa bisa terus ada sepanjang waktu, enggak sebatas pas musim panas saja.

Benda-benda apa saja yang membantu kita berdamai dengan musim panas yang menyengat di Jepang? Mungkin, ini juga berlaku untuk teman-teman yang berencana liburan ke Jepang (tahun depan) saat summer, ya. At least, ada bayangan. Meskipun kalau aku pribadi semisal bertindak sebagai traveler kok rasanya ogah banget ke sini pas panas-panas gini. Xixixi.

Yeah, apa saja mereka??


1. Deodoran

Risih nggak kalau baju yang kita pakai basah oleh keringat? Enggak cuma yang lihat aja sih yang automumet, sesungguhnya yang melakukannya pun. Kepercayaan diri bahkan bisa menurun drastis. Nah, di musim panas, potensi kita untuk memproduksi keringat berlebih begitu besar. Apalagi jika berkegiatan di ruangan non-AC. Meski buat hijaber sepertiku sebenarnya enggak terlalu kelihatan karena ketutup jilbab, tapi tetap saja enggak nyaman. Untuk itu, salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan memakai deodorant yang dosisnya tinggi, katakanlah begitu. Jika di musim dingin dan semi kemarin, aku pakai deodoran biasaa. Maka saat musim panas ini, aku pakai yang... luar biasa. Beda, ya? Bangett. Aku sudah pernahh coba pakai deodorant biasa saat cuaca super panas dan hasilnya... emang enggak tahan lama. Beda dengan deodorant yang dosisnya lebih tinggi seperti di bawah ini.

Aku belinya di Costco Tsukuba pas belanja bulanan. Stoknya cepet habiss bangett, rupanya banyak yang mengincar.


2. Semprotan baju

Ini cocok banget buat hijabers cem aku yang notabene penampakannya krubut-krubut alias tertutup dari atas sampai bawah meski di musim panas seperti ini.

Kubelinya di BIG CAMERA Nagoya, pas ke sana. Di Daiso juga ada kok.

Sensasi yang ditimbulkan adalah rasa segar dan ademm juga ada mint-mint-nya gituu. Enakk. Meskipun pakai pakaian beberapa lapis di musim panas, tapi tetap nyaman.

 

3. Topi

Selain buat fashion, topi tentunya untuk melindungi kepala. Di musim panas yang teriikk ini, hampir semua orang memakainya, mulai dari anak-anak sampai nenek-nenek. Aku sendiri cuma mengandalkan jilbab aja sih tanpa topi. Tapi kalau suami dan anakku, pakaii. Seperti ini "penampakannya".

Pakai topi plus masker, kostum wajib saat ke luar di musim panas... dan covid :(

Gara-gara itu, aku jadi kepikiran jilbab anti-UV. Mungkin, teman-teman yang punya bisnis produksi jilbab bisa mempertimbangkan untuk bikin. :D


4. Payung anti-UV

Fungsi payung adalah... saat panas enggak kepanasan dan saat hujan enggak kehujanan. Hujan pakai payung mungkin biasa ya, tapi kalau panas pakai payung... ehm... jujur aja aku mulai terbiasa setelah di sini. :D

Beli payung unyu ini pas di Kyoto, pas hujann. Alhamdulillah bisa bermanfaat saat panas juga. :D

5. Kipas angin portable

Selain AC atau kipas angin yang notabene enggak bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah, kipas angin portable juga bisa dijadikan alternatif lain. Pemandangan mbak-mbak atau mas-mas menggunakan kipas angin ini di tempat atau kendaraan umum adalah hal biasa (ternyata) di saat musim panas seperti sekarang. Enggak akan ada yang komen, "Kemayu!" Xixixi. Aku pun kadang bawa.

Tinggal nge-charge aja. Kubeli di daiso.

6. Handuk atau syal dingin

Sesuai namanya, handuk atau syal dingin ini memberikan sensasi dingin. Biasanya, kusering lihat mereka pakai handuk dingin pas olahraga. Atau kalau versi elegan, ada syal tipis yang memiliki kegunaan sama. Cara menggunakannya? Cukup dibasahin sebelum dililit ke leher. Suamiku biasanya pakai pas di rumah. Kalau pas ke luar, katanya enggak terbiasa. Xixixi.

Belinya di Don Quijote Kenkyugakuen.

7. Jaket dan manset musim panas

Jaket dan manset musim panas ini biasanya kupakai saat olahraga. Sensasi yang ditimbulkan? Olahraga jadi enggak ongkep alias enggak seperti sauna. Mendinganlah, ya.

Manset dan jaket musim panas, tersedia di Costco. Cuma kalau jaketnya enggak aku foto.


Di tanah air, meski panas matahari melimpah sepanjang tahun, aku enggak pernah pakai peralatan-peralatan di atas. Bisa dibilang, aku cukup cuek. Tapi ternyata di sini tidak bisa seperti itu, harus pakai alat bantu. Setidaknya, untuk kenyamanan dalam beraktivitas terutama di luar. Alhamdulillah jadi punya pengalaman baru.


  • Share:

You Might Also Like

21 comments

  1. Agustus di Jepang. Hmm...jadi membayangkan, pantas saja kita merdeka Agustus. Jepang lagi kegerahan, dibom, kita ambil kesempatan.

    Hehe...analisis ngawur ini.

    Pernah baca juga, katanya di musim panas gini banyak pd nonton film/dengerin cerita horor. Konon biar ga sumuk krn merinding. Bener ga sih, mbak?

    ReplyDelete
  2. wuih baru tau klo panas di jepang melampaui di indonesia......kirain indonesia udh paling HOT bgt apalgi 3 daerah yg mbak pernah tinggal....aku juga skg tinggal di bekasi,,,,

    ReplyDelete
  3. aku kepo sama deodorant nya mbak :) pernah baca katanya deodorant Jepang itu terbaik, karena ga lengket dan beneran bisa bikin ketiak lebih cerah

    ReplyDelete
  4. Saya sempat ngalamin musim panas sampai 43 derajat Celcius waktu di Taipei. Selain payung dan kacamata, saya bawa es dalam botol yg digulung handuk. Jadi dari rumah emang bikin es batu dalam botol. Air minum dalam botol taruh di freezer gitu. Nah dibawa nya dengan balutan handuk. Adem deh hahaha

    ReplyDelete
  5. MashaAllah mbak, tinggal di negeri orang memang harus banyak belajar ya.. banyak yang harus dipersiapan untuk segala musim.. semoga mba dan keluarga senantiasa sehat ya.. dan terus semangat menulis untuk berbagi kepada kami semua

    ReplyDelete
  6. Wah aku baru tahu kalau musim panas di Jepang seekstrim itu mba. Pantes ya orang Jepang dulu senang tinggal di indonesia yg notabene lbh ramah cuacanya

    ReplyDelete
  7. Bhuaaaahhaaa..mbayangin panase yang pwool, udahkek cacing kepanasan aja keknya.
    Tapi sekarang pun aku yang tinggal di Bandung ga kuat panasnya, perlengkapan di atas udah ku lakukan, bahkan wajib dibawa dan pake. SAmpe temen yang di JAkarta pun bilang, di BAndung teriknya melebihi di jkt, huhuuu. Dan bikin gosooong ke kulit.

    ReplyDelete
  8. Saya jadi penasaran sama jaket dan mansetnya, Mbak. Itu pengaruh bahannya ya jadi malah gak berasa kayak sauna. Sama yang semprotan baju itu bisa tahan berapa lama sebelum disemprot lagi?

    ReplyDelete
  9. Wow 35 derajat tapi beda yarasanya dengan di Indonesia? Wiih kayak apa ya ...
    Kalo di Makassar pernah sampai 38, tahun kemarin. Tapi bedanya bukan sekadar di suhu ya ... kelembaban kali ya Mbak?

    ReplyDelete
  10. Item yang penting saat panas menyengat seperti itu ditambah sun screen mbak, pasti butuh banget apa lagi buat kaum hawa :)

    ReplyDelete
  11. Hua Jepang panas banget ya bisa sampai 35 derajat. Aku kalau panas gitu malah males keluar mba kalau keluar pasti tertutup rapet mulai jaket, masker kaos kaki, sepatu soale klo dah kena kulit langsung berasa gosong aja gt hehe.

    ReplyDelete
  12. wow ternyata Jepang lebih panas yaaa mba, nice tips nih nanti kalo abis pandemi mau trip ke Jepang biar well prepare yaa

    ReplyDelete
  13. Kadang kalau lagi musim panas di Indonesia aku juga nggak tahan gerah nya, bisa kebayang dengan panasnya Jepang bakal nggak kuat aku tuh huhu

    ReplyDelete
  14. Oalah gitu yaa ternyata mbak..saya juga mikirnya musim panas di luar sana ya macam panasnya di sini. Saya juga pernah tinggal di kota yang uwowww banget terik mataharinya, yaitu: Makassar dan Balikpapan. Ternyata gak yaa, panasnya panas banget.

    ReplyDelete
  15. Baru tahu juga kau di Jepang pas musim panas, panas banget sampai butuh peralatan tambahan biar nyaman beraktivitas, pastinya kalau musim panas gitu jadi kurang nyaman jalan-jalan ya, khawatir kena heat stroke

    ReplyDelete
  16. kipas angin portable juga aku sering bawa di sini tapi kalau panas gak pernah bawa payung. Ternyata musim panas di sana lebih panas dari Jakarta ya, berarti harus banyak minum juga ya supaya gak dehidrasi

    ReplyDelete
  17. kau juga kalau summer punya outfit sendiri mba..karena memang pakai yang bahannya asli adeeem dan enak bangeet

    ReplyDelete
  18. Lucu-lucu dan unik yaa...di Jeoang tuuh..
    Kadang tuh kalo dapet oleh-oleh dari mas suka auto-mikir...ini buat apa?
    Hiihii...garagara gak sanggup baca kanji.

    Panasnya banget yaa..
    Semoga sehat selalu.
    Biasanya makan semangka malam-malam, hihii~

    ReplyDelete
  19. Beda ya memang meski di INdonesia juga panasnya luar biasa, tetep musim summer di Jepang bikin pening kepala. Tetep jaga kesehatan ya, jangan lupa perbanyak makan buah dan minum air putih

    ReplyDelete
  20. wihihi jadi penasaran, aku baru coba musim gugur dan dingin aja di jepang, mbak. pantas saja ya di sana ada cold udon dan hot udon, karena ternyata bisa se ekstrim itu cuacanya :D

    ReplyDelete

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)