Hari ke-389: Menikmati Salju di 7 Prefektur Jepang

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - January 23, 2021

 

Menikmati salju di 7 prefektur Jepang, bagaimana sensasinya? Ehm....

Musim dingin identik dengan salju. Sayangnya, tidak semua wilayah Jepang mendapatkannya karena pengaruh letak geografis. Tsukuba misalnya, setidaknya selama aku tinggal di sini, bukan termasuk wilayah yang kecipratan salju. Alih-alih bangun tidur buka jendela langsung melihat pemandangan hujan salju tipiss nan lembut kemudian bisa menikmatinya dengan secangkir kopi, yang ada hanya kena imbas dinginnya saja sekitar nol derajat lebih dikit atau bahkan kadang minus. Bila pun prakiraan cuaca berkata akan turun salju, realisasinya hanya salju sangat sangat sangat tipiss yang langsung hilang karena panas matahari. Setali tiga uang dengan Tsukuba, Tokyo juga demikian. Beberapa prefektur lain di Region Kanto pun.

Biar begitu, aku tetap merasa bersyukur karena (akhirnya) bisa menikmati musim yang suhu hariannya jaaauuuhh lebiihh dingin daripada kampung halamanku, Kota Wisata Batu, yang konon menurut orang-orang sudah tergolong bikin semriwing. Jika disuruh memilih, aku memang lebih condong dingin daripada panas. 😆

Aku makin bersyukur lagi karena diberi kesempatan melihat salju secara nyata. Baiklah, katakanlah aku norak. 🤭 Ya, memang. LOL. Sebagai warga negara beriklim tropis, salju akan selalu kucari, sebagaimana panas matahari yang kerap "dikejar" mereka dari negara beriklim subtropis/dingin.

Allah Mahabaik. Dia mengizinkanku menikmati salju di 7 prefektur Jepang sebelum kembali ke tanah air.

Di prefektur mana saja, nih? 


1. Prefektur Yamanashi

Salju pertama yang aku lihat adalah saat ke Prefektur Yamanashi, Region Chubu. Tepatnya satu tahun yang lalu di bulan yang sama, kami bersama Tante dan Om-nya Taka ke Kawaguchiko dan Iyashi no Sato. Meski salju yang kami nikmati tidak semelimpah bayanganku, tapi pengalaman petualangan tersebut cukup membuat puas. Terlebih, kami bisa melihat Gunung Fuji berselimut putih di bagian atasnya. Bocah pun terlihat sangat senang karena bisa berkumpul dengan om dan tantenya.

Salju di daerah Iyashi no Sato, dokumentasi pribadi.

Di salah satu sudut Danau Kawaguchi. Lihat, nampak jelas Gunung Fuji bagian atasnya berwarna putih diselimuti salju. Foto: dokumentasi pribadi.

2. Prefektur Gifu

Di tahun yang sama, tapi musim dingin kedua, Desember 2020, aku menikmati salju yang benar-benar sesuai bayangan alias superr melimpah di Prefektur Gifu, Region Chubu juga, tepatnya di Shirakawa-Go. Kali ini, aku hanya menikmatinya dengan suami dan anakku. Sedih, memang. Covid-19 membuat saudara-saudaraku tidak bisa ke sini. Tapi ya sudah, mau gimana. Yang penting semuanya sehat, itu saja sudah sangat bersyukur. Semoga pandemi ini segera berlalu. Aamiin.

Di balik foto ceria, ada perjuangan menggapai puncak yang luar biasa. Foto: dokumentasi pribadi.

Saat kami ke sana, cuaca di Shirakawa-Go sedang cerahh. Sungguh perpaduan yang pas kalau menurutku: salju melimpah plus sinar matahari, jatohnya hangatt.

Mau tinggal di sini, Mi? Aku sih mau banget, anaknya suka sepi. Xixixi.

3. Prefektur Toyama

Jika dua sebelumnya, aku langsung disuguhi hasil. Maka kali ini, aku bisa menikmati proses turunnya salju. Ini pun berawal dari ketidaksengajaan. Awalnya, kami ingin ke museum Doraemon di kampung halaman pengarangnya, nama kotanya Takaoka. Namun, setelah naik trem (berdesain Doraemon juga), kami "disambut" hujan angin saangaaat kencang. Dua payung serasa tidak cukup melindungi. Kami berdua (karena Taka kugendong) yang saat itu sedang berjalan di antara gempuran hujan dan angin yang makin lama makin kuat sepakat untuk berteduh sementara di sebuah bangunan yang awalnya kami kira TK. Padahal ternyata setelah kami dekati, ia adalah... stasiun. 

Enggak cuma sekali dua kali sebenarnya aku bertemu stasiun unyu dan unik selama di sini, tapi entahlah... saat menemukan stasiun mirip TK bernama Etchu Nakagawa Station ini semangat untuk mengabadikan tetap membara. Foto: dokumentasi pribadi.

 

Saat menghangatkan diri di dekat perapian stasiun yang saat itu sangat sepi hanya ada kami bertiga plus sembari menunggu jadwal kereta ke stasiun utama, aku mendengar hujan jatuh tak seperti biasa. Setelah kumelihat ke luar, ternyata... itu salju yang turun. Masyaallah. Segini amat senangnya, ya. Xixixi.

Sekitar Stasiun Takaoka, trem disambut hujan salju. Foto: dokumentasi pribadi.

 

Sampai di stasiun utama Takaoka, hujan salju makiiinn derasss. Semua daerah terbuka tertutup putihh sempurna persis seperti di film-film yang kerap kulihat saat kecil. Sebenarnya di Shirakawa-Go, salju yang kulihat jaauuuhh lebih banyak. Namun bedanya, di Takaoka, aku bisa melihat prosesnya mulai dari awal. Inilah sensasinya. Betapa, sebuah proses memang terasa menyenangkan kalau dinikmati, ya.

 

4. Prefektur Ishikawa

Seperti halnya di Takaoka, aku pun bisa melihat bagaimana proses turunnya salju di Prefektur Ishikawa, tepatnya di kota Kanazawa. Sekali lagi, hatiku tak henti-hentinya mengucap syukur. Sebagai penyuka dingin, aku membayangkan enak juga mungkin kalau setiap hari seperti ini, ya. Huehehe. Begitulah, ada yang lebih suka panas, ada yang sebaliknya... lebih menyukai dingin sepertiku (dan anak serta suamiku). Di Kanazawa ini, aku bersilaturahmi dengan salah satu teman FLP Jepang, sepasang suami istri yang sama-sama berprofesi sebagai ILMUWAN. Keren ya, Kakak.


5. Prefektur Yamagata

Selanjutnya, perjalanan di awal 2021. Ya, sebelum status darurat ditetapkan kembali oleh pemerintah, kami sempat ngebolang mencari salju, kali ini ke Region Tohoku, tepatnya di Prefektur Yamagata. Boleh dibilang, salju di sini sangat sangat sangat melimpah. Masyaallah. Perjalanan kami benar-benar "dikawal" salju. Taka pakai sepatu khusus, aku dan suami enggak. Kami bertiga harus berhati-hati saat jalan, apalagi saat menginjak tempat yang sudah sering dilewati orang yang tingkat ke-licin-annya lebih besar dibandingkan dengan tempat yang jarang dilewati. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, boleh dibilang pencarian salju di Yamagata ini adalah klimaksnya.

Ginzan Onsen, tempat tersembunyi yang luar biasa. Foto: dokumentasi pribadi.

Zao Onsen, kami sampai puncak gunungnya dan merasakan sensasi "badai" salju. Pengalaman tak terlupakan banget. Foto: dokumentasi pribadi.

6. Prefektur Fukushima

Kami tak terlalu berharap akan menemukan salju di sini, terlebih urusan kami ke sini juga hanya mampir sebentar. Sehari sebelumnya, cuaca sangat cerah, jalanan bersih tidak ada salju. Namun keesokan harinya, semua berubah. Saat kami akan pulang, hujan salju menyambut. Masyaallah. Jalanan depan Stasiun Fukushima berubah drastis berbeda dengan sehari sebelumnya. Beberapa lansia mulai membersihkan salju. Salut, mereka semua masih sehat dan aktif.


7. Prefektur Miyagi

Maaf kalau fotonya tidak nampak salju padahal di luar sedang hujan salju. Kami ke Sendai, salah satu kota besar di Prefektur Miyagi, sifatnya hanya mampir beberapa "detik". Alhamdulillah, pas bangett karena kedatangan kami "disambut" dengan hujan salju. Senangg. Sereceh itu, ya. Xixixi. Maklum, sebentar lagi akan kembali ke tanah air, nih. Kalau mau lihat salju maksimal hanya bisa buka kulkas. LOL.

Taka sudah sangat lelah diajak ke sana ke mari. Makasih, anak salihnya Ayah Bunda. Foto: dokumentasi pribadi di Stasiun Sendai.

Ternyata, enggak semua wilayah Jepang dihujani salju saat musim dingin. Di antara 8 region yang ada (Kanto, Kansai, Chubu, Tohoku, Chugoku, Kyushu, Shikoku, dan Hokkaido) hanya beberapa saja yang "dilewati" salju. Mungkin ini bisa jadi catatan juga kalau ingin melihat salju di sini saat musim dingin, harusnya ke mana gitu, biar enggak kecewa karena udah terbang jauh.

Alhamdulillah. Aku bersyukur bisa menikmati salju di 7 prefektur Jepang sebelum pulang kampung Maret nanti. Ini akan jadi pengalaman tak terlupakan. Insyaallah nanti kembali lagi dalam waktu yang jauh lebih lama. Aamiin.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)