Hari ke-370: Transportasi Publik yang Kugunakan selama Tinggal di Jepang

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - January 04, 2021


Tinggal di negeri sakura membuatku sangat akrab dengan transportasi publik. Betapa tidak, kalau mau ke mana-mana, selain jalan kaki atau nggowes kan pakainya itu. Bersyukur bangett bangett, transportasi publik di Jepang ini sangat memudahkan dan membuat nyaman penggunanya. Bahkan untuk pendatang baru sekalipun. Selama kita mau membaca, insyaallah semua akan jelas. Kalaupun kepepet bangett, kita bisa nanya ke petugas stasiun yang ramah-ramah.

Transportasi publik di Jepang juga membuatku bebas pergi ke mana-mana sendiri tanpa rasa khawatir. Cukup bermodalkan bismillah, izin suami dan anak, plus google maps, aku sudah bisa keluyuran ke mana-mana sendiri. Sungguh, nikmat Allah mana yang kamu dustakan?

Lalu, transportasi publik yang kugunakan selama tinggal di Jepang apa saja? 

1. Bus 

Yang paling akrab jelas C10 yang biasa mengantarkanku ke Tsukuba Senta. Aku kerap jogging dari dormi ke Senta, kemudian pulangnya naik bus C10. Selain Bus lokal, ada juga bus antar prefektur, bahkan antar region.

2. Kereta api 

Yang paling akrab pastinya Tsukuba Express, ya. 

3. Trem

Aku baru merasakan naik trem pas di Takaoka, tempat asal pengarang Doraemon. 

4. Shinkansen alias kereta zuperrduperrcepattt

Adanya kalau kita mau cuz ke beda region atau bahkan beda pulau (dari Pulau Honshu ke Hokkaido misalnya). Dan Alhamdulillah, akhirnya aku merasakan naik shinkansen juga. Tokyo - Kyoto, Tokyo - Nagoya, Tokyo - Osaka, dan terakhir Tokyo - Kanazawa. Beneran cepat nggak, sih? Bangett.

5. Taksi

Jangan naik kalau enggak terpaksa. Alasannya ya karena mahal. LOL. Jelas aku juuuaaaraaangg buuanggett, bisa dihitung dengan jari. Alasannya pun waktu itu karena kereta dan bus udah enggak beroperasi karena udah sangat malam.

Yang paling membuatku terpesona adalah transportasi di Jepang ini menjangkau semuaa daerah bahkan sampai pojok-pojok sekalipun. Aku sudah membuktikan sendiri dengan mata kepala (halah) selama mbolang. Jadi ya kita enggak perlu khawatir. Di mana pun prefekturnya atau regionnya, transportasi publik selalu ada. 

Selain itu, "penampakan" transportasi umumnya di mana pun itu hampir selalu sama alias standarnya ya memang seperti itu alias MERATA. Dari yang aku alami, mau itu di Tsukuba/Tokyo/Nagoya/Kyoto/Osaka/Mito/dll, "daleman" transportasinya samaa. Bila pun beda jelas rutenya atau warna dan mungkin tempat masuk/keluarnya. Misal kalau bus C10 masuknya dari belakang sedangkan bus di Ikebukuro masuknya dari depan. Selebihnya, sama. 

Untuk naik transportasi umum pun enggak perlu bingung. Bahkan, ketika kita baru pertama kali ke tempat tsb.

Aku pribadi biasanya begini:

1. Cek di gmaps kita mau ke mana.

2. Di sana nanti akan tersedia pilihan transportasi yang bisa kita gunakan lengkap.

3. Pelajari dulu atau at least amati karena mempelajari pas di TKP alias di stasiun jujur kalau aku sendiri bakal bingung dan enggak bisa konsen secara banyak orang berlalu-lalang dan aku merasa sungkan kalau berdiri lama-lama gak ikut jalan cepat juga. LOL. Itu sebabnya, pelajari dulu sebelum ujian. 🤭

4. Pastikan kartu PASMO atau IC Card saldonya cukup. Ngisi atau belinya bisa di stasiun, sih. 

5. Yang paling penting pastinya banyak berdoa dan beramal saleh. 🤭😆

Oh iya, di antara kelima jenis transportasi publik yang kugunakan selama tinggal di Jepang, yang paaling sering "kujamah" adalah BUS dan KERETA. Bisa dibilang, mereka berdua tidak pernah lepas dalam keseharian untuk menunjang kehidupan selama di sini. 

Doaku sebagai orang asing yang diberi kesempatan tinggal di negeri sakura sederhana: semoga kelak kita punya sendiri transportasi publik seperti di sini, ya. Dan pastinya, tidak hanya menjangkau daerah tertentu saja, tapi semuaaa wilayah di nusantara tanpa terlewat. Aamiin ya Rabb. 


  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. kalo keliling naik angkutan umum sih aq udah jago sejak kuliah, bisa lah kalo dilepas sendiri di Jepang.Hihihihi... Ajak-ajak dong, Mi :D :D

    ReplyDelete
  2. sekarang enak banget emang mbak ada google maps. jamanku dulu pas tinggal di luar nggak ada google maps. Suka nyasar, pernah disasarin orang juga wkwk jadi kalau mau kemana2 lihat peta yang terpampang di stasiun metro. Kalo kesasar balik lagi ke stasiun metro atau cari halte bis cm buat lihat peta. hehehe. Pengalaman luar biasa banget mbak bisa tinggal di luar negeri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Mbaa
      Gmaps penyelamat bgtss
      Wah, pasti kangen Jepang, yaa
      Semoga bisa ke sini lagii

      Delete

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)