Hari ke-260 di Jepang: Nyanyian Musim

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 16, 2020

Suara Cicada sesekali masih terdengar, lebih-lebih kalau malam. Nyanyian mereka masih ada meski tidak seperti sebulan atau dua bulan yang lalu.

Aku? Dari yang tadinya kalau tidur enggak pakai selimut dan hanya "bermodalkan" kaos oblong plus celana pendek seperti saat aku di Balikpapan/Bekasi menjadi kembali lagi seperti saat awal datang ke sini. Ya, celana panjang, kaos lengan panjang, tidak luput kaos kaki, dan pastiny selimut. Lengkap. :D

Musim gugur (kata mereka) memang masih belum sepenuhnya datang. Ibarat tamu, baru juga sampai pintu gerbang dan belum sampai ruang tamu bahkan mengucap salam, tapi hawanya sudah mulai terasa berbeda. Setidakny, itu yang aku rasakan.

Sungguh, di Jepang ini, menurut kacamataku sebagai pendatang yang notabene dari negara tropis dimana musim-musimnya enggak terlalu berbeda, setiap musim punya warna tersendiri. 

Jika musim dingin ditandai dengan suhu udara seperti kulkas, kemudian musim semi hawanya seperti Batu daerah Selecta/Jinggo/mungkin Cangar, disusul musim panas yang 180 derajat berbeda dari kedua musim sebelumnya, maka musim gugur ini seolah mulai mendingin sebelum nanti kembali jadi benar-benar dingin. 

Ibarat kurva, bentukny melengkung seperti huruf U terbalik. Di setiap perpindahan musim, masih menurut pengamatanku selama di sini, hampir selalu ada angin kencang dan hujan. Kalau di tanah air biasany dikenal dengan pancaroba.

Ibarat nyanyian, musim dingin cocoknya yang melow seperti I'll go to you like the first snow ost Goblin, musim semi cocoknya yang ceria seperti ost-nya Ao Haru Ride versi live action, musim panas enggak perlu back sound karena udah ada back sound alami yang lebih indah yakni suara cicada, terakhir musim gugur cocoknya lagu-lagu melow lagi semacam ost-nya drama Korea stairway to heaven.

Pergantian musim yang benar-benar terasa jelas di sini seolah mengingatkanku bahwa dunia ini memang hanya sementara. Tidak ada keindahan yang abadi.




(Keterangan foto-foto di atas: dokumentasi pribadi, lokasi di York Town & Daiso)



  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)