Hari ke-246 di Jepang: Ibaraki Belum Beranjak dari Stage 3

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 02, 2020

Sambat lagi. Emang salah satu kegunaan blog kan buat sambat. Jujur, aku pun baca sambatan orang di blog juga lebih berasa feel-nya karena dari hati banget walau aku jarang komen. Bukankah apa yang ditulis dengan hati akan sampai ke hati?? :)

Jadi gini, Ibaraki saat ini, tepatnya sejak 31 Juli 2020, masih anteng di stage 3. Padahal, sebelumnya sempat di stage 1. Udah senang aja waktu itu. Tapi ternyata gelombang kedua "menghajar" dengan jumlah yang jauh lebih tinggi daripada gelombang I.

Jujur, aku seperti yang... entah harus komen gimana.... Padahal di sini termasuk bersihhh, orang-orang pun lebih banyak yang pakai masker daripada enggak. Physical distancing? Ya, seperti halnya sebelum ada covid-19, sampai detik ini belum pernah lihat orang Jepang kalau ketemu teman peluk-pelukan cipika cipiki seperti kalau aku ketemu temanku atau kebiasaan orang-orang kita di tanah air (sama yang sejenis lhoh, ya). Tapi begitulah, sampai saat ini pun kalau kita mengikuti berita baik dalam maupun luar negeri, virus ini masih terus diteliti seperti apa. Intiny masih misterius. Bisa jadi hari ini faktanya A, besok B, dst.

Kehidupan sehari-hari di Tsukuba bagaimana? Sebenarnya ya biasa aja, tidak bisa dikatakan berubah ekstrim. Sebelum ada covid-19 ya gini-gini aja. Sama seperti di negara lain, aktivitas kumpul-kumpul diminimalisir, salat Jumat ada tapi anak-anak tidak boleh diajak, suami masih kuliah offline, himbauan untuk memakai masker dan printilanny di mana-mana, bus yang langsung dari Tsukuba ke Nagoya enggak ada, adalah beberapa contohnya.

Total kasus per hari ini di Prefektur Ibaraki melansir dari website ibarakistopcovid ada 549 orang. Jumlah tersebut sekitar tiga kali lipat dari gelombang pertama yang 170-an. Jadi ada kenaikan dua kali lipat alias 300-an di gelombang kedua ini. Masih dari sumber yang sama, dari total yang terinfeksi tersebut, yang sembuh 460 orang atau lebih dari 80%, yang meninggal 13 orang, dan yang masih dalam perawatan 76 orang.

(FYI sedikit oot: kabar lain dari sini adalah PM Jepang mengundurkan diri setahun sebelum masa jabatannya habis karena masalah kesehatan. Yang bikin aku terharu sih baca reply-an orang-orang di Twit-nya Pak (mantan) PM. Mostly positif dan mendoakan yang baik-baik.)

Sebenarnya kalau untuk sehari-hari ya masih adem ayem aja, tidak ada kerusuhan atau yang serupa. Cuma memang fakta bahwa covid ini jauh lebih mengerikan daripada Valak yang bikin kami semua ketar ketir. Enggak terkecuali soal penjagaan ke anak-anak. Misal saat Taka main di taman, ada teman nyamper, mereka main bareng. Kami selaku orang tua? Semacam berjaga-jaga. Bersyukur enggak ada yang tersinggung karena sama-sama paham. Tapi di sisi lain kok ya sedih juga, ya. Semoga covid ini enggak berefek jangka panjang dimana kita semua jadi saling curiga/waspada alih-alih untuk saling menjaga, ya.

Selanjutnya bagaimana? Jalani hari-hari yang tersisa dengan penuh rasa syukur. Itu saja. Sebab, kita tidak akan pernah tahu bagaimana setahun atau dua tahun ke depan. Berharapny tentu yang baik-baik, ya. Aamiin.

Foto: dari dormi tetangga


  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)