Short Escape ke Danau Linow Tomohon

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - August 22, 2021

Pagi ini selepas urusan selesai, suamiku tiba-tiba bilang, "Ke Tomohon, yuk!"

"Hayuk!" jawabku cepat. Siapa juga yang enggak mau "melarikan diri" (ke tempat sepi) sebentar dari rutinitas.

Ini bukan kali pertama kami ke tempat tersebut. Akhir Juni tepat di hari ulang tahun suami, kami juga ke sana. Namun karena saat itu sedang hujan deras, alhasil kami merasa kurang puas. Benar-benar cuma sebentar saja, belum sampai mengeksplor terlalu dalam.

Oh iya, sebelumnya aku informasikan lagi (ya kali ada yang belum tahu) bahwa kami sudah menjadi bagian dari warga Manado sejak suamiku ditugaskan ke ibu kota Sulawesi Utara ini per Mei kemarin. Sudah tiga bulan kami tinggal di sini. Ada begitu banyak cerita seru sebenarnya yang ingin aku bagi. Hitung-hitung mengabadikan kenangan jika sudah tidak di sini lagi, huehehe.

Kembali lagi ke topik. Jujur deh kalau mendengar kata Tomohon, apa sih yang ada dalam benak kalian. Jujur, yes.

Pasar ekstrim? 😁

Padahal, kota yang juga kampung halaman peraih medali emas olimpiade Tokyo 2020 Greysia Poliii ini memiliki alam yang saangaatt indahh. Salah satunya, yang aku kunjungi ini, namanya Danau Linow. Menurutku, tempatnya cocok banget untuk kita yang sangat menyukai dingin, suasana gunung, plus sepi. Kita bisa menghirup oksigen baaanyaakk dan dalammm di sinii (karena di era yang butuh lebih banyak online entah untuk kerja/sekolah ini membuat kita rentan stres ya kadang).

Danau Linow adalah danau vulkanik yang lokasinya kalau dari tempat tinggalku sekitar 23 km saja, masih lebih jauh Tsukuba - Tokyo, huehehe.

Untuk rutenya sendiri bisa dibilang cukup "memabukkan" bagi yang tidak biasa alias sangaatt berkelok-keelookk. Namun bagiku yang notabene lahir dan tumbuh di daerah pegunungan, jalanan yang seperti itu sudah lumayan familiar. Jatohnya jadi serasa pergi ke daerah Batu bagian atas, Cangar, Pujon, Junggo, atau Ngantang. Ah, jadi inget perjalanan ke Gunung Tsukuba juga yang seperti itu. Kangenn. Pemandangan di sepanjang jalan kiri dan kanan pun serupa: sama-sama menenangkan hati. MasyaaAllah, indahnya ciptaan Allah. Suasana gunung memang aku bangett.

Setelah menempuh perjalanan penuh liku selama satu jam lebih sedikit, kami pun sampai di lokasi. Tiket masuknya murah meriaahh, @ Rp30.000,00 saja per orang. Itu pun udah dapat gratisan kopi atau teh.

"Bau belerangnya dah mulai tercium, ya," kata suamiku.

"Ah, masa. Aku kok gak bau apa-apa," kataku

"Nahh, ini rada bau, tapi b aja, sih," lanjutku kemudian.

Sejak dulu, indera penciuman suamiku memang tajam, berkebalikan denganku yang lemah. Sebaliknya, indera pendengaranku sangat tajam, berkebalikan dengan suamiku yang lemah. Jadi, kami memang ditakdirkan untuk saling melengkapi. Ini sangat berguna ketika terjun di alam bebas atau hutan belantara: suamiku bisa mengendus bau dari jarak sekiaan sementara aku sangat sensitif dengan bunyi-bunyian walau itu sangat halusss. 🤣

Selanjutnya, aku "cerita" melalui foto-foto di bawah ini, yaaa. Yang jelas short escape hari ini benar-benar membuat pikiran fresh. Enggak rugi bangett tidak terhubung dunia online demi menikmati pemandangan indah di dunia nyata. MasyaaAllah. Nikmat Allah mana yang kamu dustakan? (Jujur, aku jadi kangen Doho Park)












  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. Masya Allah, indah banget. Kepingin naik gunung, liat ijo-ijo, udara sejuk. Semoga bisa naik gunung dalam waktu dekat.

    Pasar yg di tomohon udah pernah ke sana, mba? Btw. Bener kayak yg ada di tv gak sih. Penasaran. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Rabb
      Setelah kondisi aman, cuz dah
      Smoga y kita smua bisa ke tempat impian masing2

      Blom pernah, ga punya nyali euy wkkk

      Delete
  2. Masyaa Allah. Indonesia kaya, indah luar biasa. Semoga kita bisa menjaganya. Allah baik banget sama kita. Dikasih kekayaan alam sebagus ini.

    ReplyDelete

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)