Menyikapi Hidup yang Begitu Dinamis

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - May 29, 2021

Seorang teman bilang, "Kamu bersyukur loh Yos bisa ngerasain hidup pindah-pindah ketimbang di sini-sini aja cem aku gini,"

Ingin kujawab, "Kamu bersyukur juga loh hidup menetap, gak perlu ngerasain baper alias patah hati ibarat ketika sayang-sayangnya disuruh pergi ke tempat baru lagi," tapi urung dan hanya ku-"hehe"- in saja. 😆

Yah, seperti kata pepatah ya hidup itu kadang memang sawang sinawang, terlepas kita semua pastinya bersyukur banget banget dengan pencapaian yang ada saat ini. Yang paling penting, kita juga pasti bersyuukur to the max karena hingga detik ini masih diberi nikmat sehat dan bisa berkumpul dengan keluarga, lengkap. MasyaaAllah.

Tentu saja semua tahu dan paham bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing yang memang bukan untuk dibandingkan dengan yang lain. Ah, semoga saja kita selalu bisa menjalani takdir kehidupan yang sudah digariskan Allah dengan sebaik-baiknya ya, Kawans. 

Seperti obrolan dengan salah satu sahabatku di atas yang terjadi saat aku ingin pamit hendak "berpetualang" lagi ke bumi Celebes, misalnya. Dari sudut pandang ibu muda yang sukses dengan bisnisnya tsb, hidup berpindah-pindah itu menyenangkan. Ya, tidak bisa dimungkiri memang, aku pun pernah menyinggungnya di blog ini. Namun, tetap ada sisi melownya juga, yakni harus beradaptasi lagi di tempat baru saat di tempat lama sudah sangat nyaman dan betah. Meski ini adalah kepindahanku yang kesekian kalinya, tapi ternyata perasaan itu masih ada aja. Xixixi. Namanya juga manusia yang punya perasaan. Meski penampakan luar terlihat santai, tapi "daleman" mikir juga. 🤣😆

Jujur, sebenarnya aku harus sangat sangat bersyukur karena di setiap tempat perantauan yang aku singgahi (Bekasi, Lampung, Balikpapan, Jepang, dan sekarang Manado) selalu saja dipertemukan orang-orang baik sama Allah. Alhamdulillah, nikmat Allah mana yang kamu dustakan?

Hidup berpindah-pindah juga seolah mengajarkan bahwa yaa begini ini hidup: dinamis. Kita tidak boleh merasa memiliki sesuatu agar tidak "mengidap" sindrom apa pun.

Beberapa bulan yang lalu, aku masih tinggal di dormitory alias asrama mahasiswa Tsukuba Daigaku. Saat ini, aku menempati rumah dinas lagi sama seperti ketika aku di Lampung dan Balikpapan. 

Semoga di mana pun berada, keberadaanku bisa membawa manfaat, tidak hanya untuk keluarga kecilku, tapi juga orang-orang di sekitarku baik itu langsung maupun tidak. Sebaik-baik manusia adalah yang hidupnya bermanfaat, bukan.

Semangat untuk kita semua, ya.

Foto: suasana jalan di sekitar tempat tinggalku di Manado. Asrii dan bersih. Alhamdulilah.





  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)