Terima kasih Sriwijaya, Karenamu Pasutri LDM sering Bertemu

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - October 01, 2019


(Tulisanku ini enggak terkait pihak mana pun, bukan iklan, atau apalah. Postingan ini murni dari hati berdasarkan pengalaman pribadi, sudut pandang orang biasa.)

Kemarin malam, aku baca infografis di salah satu media online yang menyatakan kalau Sriwijaya diminta STOP beroperasi. Jujur aja, kaget. Emang sih sumber lain mengatakan kalau maskapai tersebut belum stop alias masih beroperasi, tapi dibatasi, dan itu juga gak tahu sampai kapan.

Sumber: detik
Setahun (atau bahkan lebih) belakangan ini, "hubunganku" dengan Sriwijaya bisa dibilang cukup dekat. Ya, gimana enggak, melalui program terbang murah di 2018 kemarin, suamiku yang saat itu dipromutasikan ke Papua Barat jadi lumayan sering pulang. Long distance marriage (LDM) Jawa Papua pun jadi enggak terlalu berasa.

Masih kuingat kala itu, Maret 2018, suami telpon malam-malam dari Jakarta pasca pengumuman promutasi, "Di Papua Barat," begitu katanya.

Kami berdua spontan tertawa. Aku komen, "Kayaknya Mas Ry ni spesialis luar Jawa y: Lampung, Banjar, Balikpapan, Medan, terus Papua ini,"

Tapi biar bagaimana, kami sangat bersyukur. Alhamdulillah bisa menikmati keindahan alam Indonesia dari beragam sudut pandang dan tempat. Bisa mengamati budayanya juga. Ah, Indonesia memang sangat kaya, ya. Luar biasa negara kita ini.

Yang menjadi "masalah" berikutnya sebenarnya bukan suami pindah ke sana, melainkan... keluarga (aku dan Taka): ikut atau enggak? Kalau nurutin emosi sesaat, kami bertiga pasti langsung bareng ke sana. Tapi di dunia nyata, kita tidak bisa bertindak gegabah. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami.

Suami sedang dalam proses mengurus beasiswa. Feeling kami saat itu "hilal"nya enggak lama lagi. Makanya, daripada bolak balik pindah Jawa Papua terus enggak lama pindah lagi, mending nunggu aja sekalian nanti ikut pas suami sekolah. Pindahan antarpulau tentu enggak sesederhana pindahan antarkampung, kan. Butuh energi dan pastinya... biaya. ☺

Alasan berikutnya, suami bisa dikatakan lumayan sering dinas sama seperti ketika dia di Balikpapan. Ya, aku dulu juga sering ditinggali dinas. Aman-aman aja, sih. Tapi jujur aja, sebenarnya dia enggak tenang kalau ninggalin anak dan istriny dinas apalagi sekalinya dinas bisa seminggu bahkan dua minggu.

Ehm... sebenarnya masih ada alasan kami lainnya yang bisa dibilang cukup logis, tapi sebaiknya enggak perlu aku tulis. 🤣

Kami sempat kepikiran juga kalau akan ke Papua Barat setelah tantenya Taka nikah (pascalebaran 2018). Maksudnya, sekaliaan gituu. Toh, semisal Maret langsung ikut ke sana, Juni mesti pulang lagi karena saudara nikah. Meski opsi ini kalau dipersentasekan enggak sampai 50%, dalam artian sejak awal kami memang sudah memutuskan LDM sampai nanti berkumpul lagi saat ayahnya bocah lanjut sekolah.

Konsekuensi dari memutuskan LDM Papua Barat Jawa adalah... enggak bisa sering-sering pulang karena pastinya berat di ongkos. Kami berusaha nyiapin hati masing-masing. Ya udahlah ya toh masih bisa vicall (meski sempat juga ngerasain enggak terhubung sama sekali karena pemblokiran internet di sana), toh pas suami sekolah (enggak lama lagi) juga ngumpul. Sabarin aja. Begitulah.
Mayan juga jaraknya, ya. Dokpri

Di tengah kepasrahan kami untuk LDM dengan asumsi siap-siap untuk jarang ketemu sampai nanti benar-benar bersatu lagi pas ayah bocah sekolah, lha kok ndilalah ada program Sriwijaya Travel Pass, program terbang sepuasnya selama setahun penuh. Meski syarat dan ketentuan berlaku, tapi program tersebut membuat pasutri LDM sangat terbantu. Setidaknya, enggak perlu menunggu ratusan purnama untuk bertemu. Alhamdulillah.

Sumber: website Sriwijaya
Aku sendiri dapat info itu dari suami. Yes, ayah bocah rajin banget mantengin promo-promo tiket murah. Dia bilang biar gimana, biar dah sama-sama siap-siap ketemunya jarang, tapi hati kecil bilang kalau bisa pulang ya pulang. Diusahakan banget.

Aku yakin ada banyakk pasutri LDM & anak-anak yang enggak kehilangan quality time bersama ayah/bundany yang kerja jauh berkat salah satu program dari Sriwijaya 2018 kemarin. 1 tahun bukan waktu yang singkat, lho. Bayangin aja kalau bolak balik pulang pakai harga normal. Dengan adanya program tersebut, Papua Jawa seminggu sekali enggak mustahil, kantong pun selamat.

Selama LDM Papua Jawa ini, dengan menggunakan program dari Sriwijaya tersebut, perjalanan suamiku biasany begini:

Sabtu: Manokwari 》Makasar 》 Surabaya. Sampai Juanda biasanya petang, lanjut Malang (Sawojajar) naik travel, terus Batu (rumah ibukku), berakhir di Beji (rumah Taka). Ya, kira-kira jam 11 malamlah ya, kami bertiga baru bisa ngobrol, main, dan melakukan aktivitas keluarga lainnya.

Minggunya: ba'da dhuhur suami udah turun ke Malang (seringny menuju ashar sih), setelah sampai Sawojajar Malang (rumah mertuaku) doi siap-siap naik kereta api Malang - Sidoarjo, dari Sidoarjo naik gocar ke Juanda, dan dari Juanda terbang ke Makasar terus Manokwari. Sampai di Papua Barat Senin pagi, langsung cuz ngantor.

Begitulah selama kurang lebih 1 tahunan ini.

Makasih ya Sriwijaya udah nemenin suamiku, nganter sampai tujuan dengan selamat, dengan harga terjangkau sehingga bisa bolak-balik pulang. Dan buat suamiku, ayahnya anakku, you're my HERO. Semoga Allah selalu menjagamu. ❤




  • Share:

You Might Also Like

8 comments

  1. Pernah dengar program bayar murah untuk naik sriwijaya selama setahun. Sedih juga ya kalau sriwijaya tidak bisa operasi lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mb
      Smoga yg masih ldm antarpulau n pengin sering2 pulang ada cara lain aamiin

      Delete
  2. Selamat tinggal Sriwijaya Air :')

    Regards,
    Dee Rahma

    ReplyDelete
  3. perjuangan banget ya mba LDMnya. ga bisa kubayangkan karena aku ga pernah jauh dari suami. paling pol kalo dia pelatihan ke Jakarta

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mb
      Moga2 habis ini g ldm2 lg dah wkkk
      He em kalau platihan mah trserah aj y mb slama tiap hari masih liat batang idungny lakik wkk
      Semangat mbaa

      Delete

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)