Hari Ke-18 di Jepang: Tentang Sopan Santun

By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - January 18, 2020


18 hari di sini, yang paling berkesan buatku adalah sopan satunnya.

Jika yang lain mungkin fokus mengamati teknologiny atau sejenis, maka fokusku sedikit berbeda.

Aku mengamati hal lain yang mungkin receh dan sederhana. Ya, bagi mereka mungkin biasa, tapi jujur aja bikin hatiku nyess.

Selama 18 hari di sini, yang aku rasakan dan alami sendiri mereka sopan.

Misal:

1. Lihat remaja nggowes melewati zebra cross kemudian membungkukkan badannya sedikit sebagai tanda terima kasih pada pengemudi mobil yang sudah memberinya jalan, itu sudah biasa.

2. Aku dipersilakan maju lebih dulu oleh mbak-mbak yang posisinya di depanku persis saat antre hanya karena... bawa bocah. Padahal, aku juga enggak masalah. Tapi, dia sungguh-sungguh mempersilakan dengan gesture seolah bawa anak adalah pekerjaan yang sangat berat. Hehehe.

3. Petugas konbini berkali-kali bilang maaf sambil membungkukkan badannya hanya karena salah ngasih kresek ke aku.

4. Saat main di play ground, ada bocah nabrak Taka sampai jatuh. Aku tahu kalau dia enggak sengaja. Pun Taka enggak nangis cuma nanya, "Apa yang terjadi, Bunda?"
Tapii, emak si anak langsung minta maaf banget sambil bungkukin badan lagi, terus ngomelin anaknya.

5. Setiap turun dari bus, sopirnya selalu bilang, "Silakan, terima kasih," sambil senyum. Seolah, itu udah SOP.

6. Turun dari bus sama bawa Taka, aku hampir selalu terburu-buru setengah lari takut busnya segera jalan. Tapi ternyata, kami selalu ditungguin sampai Taka benar-benar kakinya injak tanah. Dan orang-orang yang lihat kayak mau komen, "Santai aja kalii, Buk."

7. Kata-kata "maaf, tolong, terima kasih" dah biasa terdengar.

Dan, masih banyak lagi hal yang berhubungan dengan sopan santun yang aku lihat dan rasakan sendiri.

Jujur, aku sangat-sangat tidak mau membanding-bandingkan. Aku pun menulis catatan  harian tentang Jepang karena enggak mau mengulang kesalahanku enggak bikin ginian di tempat-tempat perantauanku yang dulu. Bila pun bikin catatan sifatnya random. Aku juga percaya kalau setiap tempat punya plus minus.

Tapii, boleh kan kalau aku langsung ingatt kejadiaann katakanlah di Planet Tak Bernama dimana kalau sikap kita terlalu sopan yang maksudnya untuk menghargai orang lain, yang ada kitanya malah diinjak-injak dan dijadiin kornet terus dicampur sama roti lalu dimakan. Dan, kalau terlalu sopan pasti dianggap kampung banget, ndeso, santapan empuk, dan layak dijajah. Maaf kalau aku jadi ingat hal yang aneh-aneh. Hehehe.

Entah apa yang akan terjadi hari-hari ke depan.  Yang jelas selama 18 hari ini, alhamdulillah menyenangkan. Selanjutnya, bismillah aja. Ganbatte kudasai!

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)